Eks Teroris Sebut Ahok Sempat Masuk Sasaran Kaum Jihadis

10 Agustus 2017 22:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sofyan Tsauri (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sofyan Tsauri (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berkembangnya gerakan kaum jihadis dipercaya berawal dari banyaknya anggapan atau upaya yang berusaha mendiskreditkan alim ulama. Hal tersebut membuat umat islam yang berdiri di belakang alim ulama menjadi terdorong untuk melakukan kegiatan yang cenderung berbau radikalis.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkap oleh seorang mantan teroris, Sofyan Tsauri. Sofyan yang juga merupakan mantan narapidana teroris itu bahkan mengatakan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat masuk dalam radar kaum jihadis karena dinilai mendiskreditkan ulama.
Maksud penyerangan terhadap Ahok itu terkait adanya perlakuan Ahok yang dianggap melecehkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin saat dia bersidang dalam kasus penodaan agama.
"Yang paling ditungggu oleh golongan jihad itu justru kasus Ahok kemarin, itu sudah dipersiapkan semuanya itu pas ahok itu sudah banyak yang siap mau gerak, yang cari senjata siapa, yang ngumpulin duit siapa, sudah diatur itu," ujar Sofyan Tsauri dalam sebuah diskusi di kantor DPP Taruna Merah Putih, Jakarta Pusat, Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Sofyan, terjadinya perlakuan tak senonoh terhadap ulama itulah yang menyebabkan umat islam teradikalisasi untuk melakukan sebuah tindakan yang cenderung ekstrim. Tindakan tersebut berdalih jihad untuk membela agama islam dan alim ulama.
"Maksud saya gini, disharmonisasi hubungan ulama ini kan bisa membuat umat islam teradikalisasi, situasi seperti ini yang tidak bagus ya, orang bisa jadi radikal, sudah teridentifikasi lalu pemikirannya sudah masuk ya mudah karena tinggal selangkah lagi buat dia jadi teroris," kata dia.
Sofyan berpendapat situasi perlu dijaga tetap kondusif dengan mengurangi gesekan antar umat beragama untuk meminimalisir paham terorisme tumbuh. Mengingat Indonesia belum lagi memiliki aturan tegas berupa undang-undang terorisme yang sifat hukumnya berat dan mengikat.
"Makanya kita jangan pernah menciptakan situasi tidak jelas yang bisa menyebabkan tumbuh suburnya gerakan jihad dan gerakan radikal ke Indonesia. Karena Indonesia itu punya celah disaat itu," kata Sofyan.
ADVERTISEMENT
"Makanya jangan sampai lagi ada disharmonisasi dengan umat islam apalagi alim ulama, kalau umat islam kecewa, jihad pasti pilihan pertama," imbuh dia.