Eks Presiden Afghanistan yang Kabur Buka Suara: Saya Jadi Kambing Hitam

31 Desember 2021 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto: Shah Marai/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto: Shah Marai/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, buka suara soal dia melarikan diri saat Taliban memasuki Ibu Kota Kabul. Ia mengaku tak tahu dirinya dibawa pergi ke luar negeri hingga ketika pesawatnya lepas landas.
ADVERTISEMENT
Ashraf Ghani melakukan wawancara dengan program ‘Today’ milik BBC Radio 4 pada Kamis (30/12).
Ia menceritakan, pada hari Taliban mengambil alih Kabul dan pemerintahannya runtuh, ia tidak memiliki “firasat” apa pun. Kemudian pada sore hari, keamanan di Istana Kepresidenan “runtuh.”
“Jika saya mengambil sikap, mereka semua [pasukan keamanan] akan dibunuh dan mereka tidak mampu membela saya,” ucap Ghani, dikutip dari AFP.
Ia mengaku tidak memiliki banyak waktu, bahkan dua menit pun tidak. Instruksi pertama yang ia berikan adalah pergi ke Kota Khost di tenggara Afghanistan dengan helikopter.
Tentara Taliban terlihat di salah satu alun-alun kota utama Kabul, Afghanistan, Rabu (1/9). Foto: WANA via REUTERS
Namun, Khost juga sudah jatuh ke tangan kelompok radikal tersebut. Pun dengan Kota Jalalabad di timur, yang berbatasan dengan Pakistan.
“Saya tidak tahu ke mana kita akan pergi. Barulah ketika kita lepas landas, saya mengetahui bahwa kita benar-benar pergi,” ungkapnya. Hingga kini, Ghani menetap di Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT

“Saya Dijadikan Kambing Hitam”

Selepas kepergian Ghani dari Afghanistan, ia dikecam habis-habisan, baik oleh rakyatnya sendiri maupun rekan di pemerintahannya. Ia dikritik meninggalkan warganya di bawah kepemimpinan Taliban yang keras dan dituding membawa kabur jutaan dolar AS.
Ia mengaku, dirinya memiliki banyak hal yang harus dijelaskan kepada banyak pihak, terutama rakyat Afghanistan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Foto: REUTERS/Stringer/File Photo
Menurutnya, fokus utamanya adalah mencegah kekerasan dan pertempuran di jalanan Ibu Kota, saat itu sudah dipenuhi puluhan ribu pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di berbagai daerah.
Ghani mengatakan, keputusannya untuk pergi adalah “hal terberat yang ia lakukan.”
Ghani melanjutkan, walaupun ia tetap tinggal, ia tidak akan bisa mengubah apa yang terjadi. Bagi Ghani, dirinya dicap sebagai seorang yang jahat dan kejam.
ADVERTISEMENT
“Seluruh pekerjaan selama hidup saya telah hancur, nilai-nilai saya diinjak-injak, dan saya dijadikan kambing hitam,” ucapnya.
Namun, Ghani mengakui rakyat Afghanistan sudah benar dalam menyalahkan dia.
“Saya paham betul atas kemarahan tersebut karena saya pun merasakan kemarahan yang sama,” tutupnya.