dr Ike Sri Redjeki, Kreator Ventilator Indonesia, Meninggal karena COVID-19

15 Juni 2021 10:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr dr Ike Sri Redjeki SpAnKIC KMN.
 Foto: Source: https://www.anestesi-rshs-unpad.ac.id/
zoom-in-whitePerbesar
Dr dr Ike Sri Redjeki SpAnKIC KMN. Foto: Source: https://www.anestesi-rshs-unpad.ac.id/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia kedokteran Indonesia kembali berduka. dr Ike Sri Redjeki,SpAnKIC, KMN, salah satu tim pengembangan ventilator buatan Indonesia tutup usia setelah berjuang melawan COVID-19, Selasa (15/6) dini hari.
ADVERTISEMENT
"Innalilahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Sang Pencipta, guru, sejawat, senior sekaligus ibu kami tercinta Dr. dr. Ike Sri Redjeki SpAnKIC, KMN pada hari ini Selasa 15 Juni 2021 jam 01.20 di RSHS (Bandung). Semoga diampuni semua dosa dan kesalahannya dan diterima seluruh amal baiknya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran," tulis salah seorang murid dr Ike, dr. Reza Sudjud, SpAn, melalui pesan singkat, Selasa (15/6).
Sosok almarhum di dunia kedokteran sudah tidak asing lagi. Dirinya juga merupakan salah satu dokter senior FK Universitas Padjadjaran (Unpad) dan juga di Kementerian Kesehatan.
Pekerja memeriksa perakitan akhir mesin ventilator portabel bernama Ventilator Indonesia atau Vent-I di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
dr. Ike merupakan salah satu dokter yang turut menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya dalam pengembangan dan produksi Ventilator Portable Indonesia (Vent-I). Di awal masa pandemi saat pasien kritis terus bertambah, ventilator merupakan barang yang sedikit jumlahnya.
ADVERTISEMENT
"Bersama dengan Ketua Tim Vent-I, Dr. Ir. Syarif Hidayat, dr. Ike turut mengembangkan ventilator tersebut dari sisi medis, yaitu dengan mengutamakan kebutuhan pasien," ungkap Reza Sudjud.
Proyek kolaborasi Yayasan Masjid Salman, ITB, serta Universitas Padjadjaran (Unpad) ini kemudian hanya butuh satu bulan untuk lulus uji teknik BPFK Kementerian Kesehatan dan satu bulan kemudian berhasil mendapatkan sertifikat lulus uji klinis.
Pekerja menyelesaikan perakitan akhir mesin ventilator portabel bernama Ventilator Indonesia atau Vent-I di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
"Di usianya yang tak lagi muda, dokter anestesi ini tetap bersemangat untuk terus mengembangkan produk yang sangat berharga di masa pandemi ini," jelasnya.
dr. Ike dan dr. Reza Sudjud, bekerja sangat keras sejak awal pengembangan Vent-I agar ventilator ini dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan standar yang tinggi.
Kini, sebanyak 1.000 ventilator Vent-I telah didistribusikan secara gratis pada sejumlah rumah sakit yang kekurangan alat bantu pernapasan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Selamat jalan dr. Ike, sumbanganmu untuk pengembangan Vent-I akan menjadi kenangan yang abadi, bahwa bangsa ini mampu mengembangkan teknologi kesehatan berkat kerja sama yang erat antar berbagai pihak," tulis Tim Komunikasi Publik dari pengembang Vent-I, Hari Tjahjono, terpisah.