Dituduh Doxing Tentara Israel, Ini Jawaban Komandan #JulidFiSabilillah

1 Desember 2023 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegiat Media Sosial, Erlangga Greschinov (tengah), dalam program DipTalk kumparan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pegiat Media Sosial, Erlangga Greschinov (tengah), dalam program DipTalk kumparan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggagas gerakan netizen Indonesia anti-Israel #JulidFiSabilillah di platform X, Erlangga Greschinov, menegaskan apa yang dilakukannya ke akun media sosial milik tentara Israeli Defense Forces (IDF) bukan suatu 'doxing'.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan, maka sekadar doxing pun tidak sebanding dengan genosida yang dilakukan para tentara IDF kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza selama ini.
Kepada kumparan, pemuda yang akrab disapa Mas Gres itu berbagi pandangannya membangun 'cyber army' di X dan meluncurkan teror ke akun media sosial penyebar propaganda zionis.
Dalam Podcast Diplomatic Talk (DipTalk) Episode 2 yang ditayangkan di Youtube pada Rabu (29/11), Mas Gres menyebut dirinya sering kali dituduh melakukan doxing oleh para zionis di media sosial.
Adapun doxing merupakan aksi menyebarkan informasi pribadi milik seseorang di media sosial tanpa sepengetahuan mereka. Di beberapa kasus, doxing sering kali memiliki konotasi buruk.
Pasukan #JulidFiSabilillah dalam salah satu metodenya membagikan informasi pribadi target mereka seperti nomor telepon, nama lengkap, dan akun media sosial — kemudian disebarkan lagi tanpa izin.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus #JulidFiSabilillah — yang diartikan sebagai 'berjulid di jalan Allah' untuk melawan penjajahan terhadap rakyat Palestina dan membalas teror Israel, Mas Gres menyebut konotasi doxing berbeda.
Pegiat Media Sosial, Erlangga Greschinov (tengah), dalam program DipTalk kumparan. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Apalagi, menurut Mas Gres, sebagian besar informasi pribadi tersebut dicantumkan sendiri oleh para targetnya. Sehingga, itu berasal dari sumber terbuka.
"Sebenarnya pada dasarnya ini bukan suatu doxing karena mereka sendirilah yang kasih, yang mencantumkan nomor WhatsApp mereka, e-mail mereka, di akun mereka," ucap Mas Gres.
"Dan kalau sudah ada di situ ya berarti netizen kita ya punya celah, punya jalur untuk memanfaatkan itu dia," tambahnya.
Terlepas dari itu semua, Mas Gres menggarisbawahi kemungkinan netizen Indonesia mengulik sendiri informasi-informasi yang tidak terbuka — di luar perintahnya pula.
ADVERTISEMENT
"Namun akan sangat mungkin terbuka kemungkinan, yang namanya netizen kita ya, kadang kan bisa nyari, bisa ngulik informasi sampai sedalam itu. Yang tadinya private jadi sangat mungkin terbuka, kayak gitu," ungkap Mas Gres.
Meski demikian, Mas Gres menggarisbawahi bahwa doxing ini bahkan tidak sepadan dengan teror dan genosida oleh Israel di dunia nyata ke rakyat Palestina.
"Kita bisa menganggapnya ini bukan perang, ini adalah genosida dan genosida adalah kejahatan yang paling, paling jahat yang pernah dilakukan oleh umat manusia. Dan tidak ada lagi kejahatan selain yang itu, yang paling parah," kata Mas Gres.
"Dan apa bandingan antara doxing dengan genosida itu? Tentu beda jauh. Doxing apa sih yang paling di-ini dari seorang pelaku genosida?" tutur dia.
ADVERTISEMENT