Dirjen OPCW Jelaskan Tim Pencari Fakta Belum Bisa Masuk ke Douma

17 April 2018 22:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen OPCW A. Uzumcu (Foto: Dok. OPCW)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen OPCW A. Uzumcu (Foto: Dok. OPCW)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim Fact-Finding Mission (FFM) Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons/OPCW (Organisasi Pelarangan Senjata Kimia) belum bisa masuk ke Douma, Suriah. Pejabat Suriah dan Rusia menyampaikan bahwa masih ada masalah keamanan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen OPCW, A. Uzumcu, pada pertemuan ke-58 Executive Council (Dewan Eksekutif) mengenai Suriah di Den Haag, Senin (16/4).
"Tim belum dikerahkan ke Douma. Pejabat Suriah dan Rusia yang ambil bagian dalam pertemuan persiapan di Damaskus telah memberi tahu tim FFM bahwa masih ada masalah keamanan, yang tertunda untuk diselesaikan sebelum pengerahan bisa dilakukan," ujar Dirjen OPCW dalam rilis yang diterima kumparan Den Haag, Senin (16/4) petang waktu setempat.
Menurut Dirjen OPCW, grup pendahuluan FFM yang terdiri dari 3 orang ahli telah tiba di Beirut pada Kamis, sementara 6 anggota lainnya bergabung dengan mereka pada Jumat. Tim lengkap selanjutnya menerima pengarahan keamanan dari UNDSS di Beirut pada Jumat (hari itu juga).
ADVERTISEMENT
"Pada Sabtu tim melanjutkan perjalanan ke Damaskus, di mana mereka bertemu dengan pejabat dari Otoritas Nasional untuk menyusun rencana penempatan," imbuh Dirjen OPCW.
Kepada Dewan, Dirjen badan pelaksana Konvensi Senjata Kimia bermarkas di Den Haag itu menjelaskan mengenai tugas Sekretariat Teknis berkaitan dengan tuduhan penggunaan senjata kimia di Douma.
Gedung OPCW (Foto: Dok. opcw.org)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung OPCW (Foto: Dok. opcw.org)
Sebelumnya Dirjen menyampaikan kronologinya. Mula-mula OPCW Situation Centre mendapat kabar mengenai tuduhan penggunaan bahan kimia beracun di Douma pada Sabtu malam dan mulai memantaunya dengan seksama.
Kemudian mereka mengumpulkan informasi lebih banyak dan membuat penilaian awal dengan berkonsultasi pada para ahli. Menurut analisis awal, tuduhan tersebut dipandang kredibel dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
"Selanjutnya kami melakukan diskusi internal di Sekretariat untuk kemungkinan pengerahan Tim Pencarian Fakta ke Douma," jelas Dirjen OPCW.
ADVERTISEMENT
Pada Senin 9 April, tim FFM yang terdiri dari 9 inspektur dengan keahlian relevan telah dibentuk. Beberapa anggota tim dipanggil kembali dari misi dan pelatihan lainnya. Mereka semua menjadi relawan untuk misi ini.
Pada Selasa 10 April, diserahkan kepada delegasi Suriah sebuah note verbale (surat diplomatik yang ditulis dalam bentuk orang ketiga dan tidak ditandatangani, red), yang memberi tahu mereka mengenai keputusan untuk mengerahkan tim FFM sedini mungkin, serta nama-nama anggota tim untuk penerbitan visa.
"Pada hari sama, delegasi Suriah menyerahkan kepada Sekretariat sebuah note verbale yang meminta FFM untuk dikirim. Kami juga menerima surat dari Dubes Federasi Rusia yang mendukung permintaan Suriah," papar Dirjen OPCW.
Menyusul komunikasi tersebut, yang juga diedarkan ke negara-negara pihak konvensi senjata kimia pada 10 April, Dirjen OPCW menerima surat dari Wakil Menteri Luar Negeri Suriah yang menyatakan dukungan pemerintahnya untuk pengerahan FFM.
ADVERTISEMENT
Sekretariat kemudian mengirim note verbale lanjutan pada Rabu 11 April ke Suriah menggarisbawahi pentingnya untuk memastikan bahwa kerja sama diberikan dengan cara yang sepenuhnya konsisten dengan Terms of Reference/ToR (Kerangka Acuan) dari FFM, keputusan-keputusan yang relevan dari Dewan, dan resolusi DK PBB.
Sementara itu Sekjen PBB menelepon Dirjen OPCW pada Selasa (10/4) lalu dan menyatakan mendukung penuh tugas OPCW di Suriah dan berjanji untuk memberikan semua bantuan yang mungkin diperlukan.
Dirjen OPCW juga telah menghubungi Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata. Para kolega di Sekretariat dan kantor UNOPS (United Nations Office for Project Services) di Damaskus telah dan terus berhubungan erat dengan UN Department of Safety and Security/UNDSS (Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB, red) untuk memastikan keselamatan tim FFM.
ADVERTISEMENT
Selain itu Dirjen OPCW juga menyampaikan surat kepada Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang isinya meminta agar WHO berbagi informasi dengan OPCW mengenai korban yang telah dilaporkan melalui mitra WHO di lapangan.
"Saya berharap semua pengaturan yang diperlukan hendaknya dilakukan melalui UNDSS untuk memungkinkan tim bisa dikerahkan ke Douma secepat mungkin," pungkas Dirjen OPCW seraya meminta para Negara Pihak untuk berbagi informasi apa pun mengenai insiden yang dilaporkan kepada Sekretariat Teknis.