Di Balik Isu Reshuffle Rabu Pon, 8 Maret

7 Maret 2023 6:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menerima laporan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM (PPHAM) masa lalu di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Foto: Dok. Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menerima laporan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM (PPHAM) masa lalu di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Foto: Dok. Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu reshuffle kembali bergulir jelang Rabu, 8 Maret yang dalam kalender jawa adalah Pon--tanggal kebiasaan Jokowi merombak kabinet. Akankah ada reshuffle?
ADVERTISEMENT
Reshuffle kali ini dibutuhkan bukan saja terkait dinamika di antara parpol-parpol koalisi pendukung Jokowi, tapi karena ada pengunduran diri Menpora Zainudin Amali yang ingin fokus di PSSI. Zainudin berasal dari Partai Golkar.
Jokowi kabarnya menginginkan pengganti Zainudin adalah kader muda yang berusia di bawah 40 tahun. Dalam hal ini, Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, akan mengusulkan beberapa nama kepada Presiden Jokowi untuk dipilih.
Menpora Zainudin Amali berkomentar usai terpilih sebagai Waketum PSSI yang baru. Ia akan lapor presiden soal jabatannya sebagai menteri setelah terpilih sebagai waketum, Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/5/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Sumber di internal Golkar menyebut ada beberapa nama yang digodok. Setidaknya ada 4 nama yaitu Ilham Permana, Dave Laksono, Dito Ariotedjo, dan Puteri Qomaruddin.
Terkait kabar reshuffle ini Jokowi tidak memberikan banyak komentar.
"Belum," kata Jokowi sambil tersenyum saat ditanya kepastian reshuffle kepada wartawan di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Senin (6/3).
ADVERTISEMENT

Nama Andika Perkasa Dikabarkan Akan Gantikan Menkominfo

Selain soal Zainudin Amali yang akan mundur dari kabinet, isu reshuffle kali ini juga mencuatkan nama eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Sumber kumparan menyebut, eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa jadi kandidat kuat pengganti Menkominfo Johnny G Plate. Plate di bulan sebelumnya sudah dikait-kaitkan akan 'masuk kotak'. Namun, hingga berita ini dirilis Plate masih aman.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di RS Sayang Cianjur, Rabu (23/11/2022). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Anggota Komisi I DPR yang membidangi komunikasi dan pertahanan, Bobby Adhityo Rizaldi, menilai Andika memang punya kompetensi untuk masuk ke dalam kabinet.
"Tentu Pak Andika memiliki kapasitas untuk menjadi anggota kabinet, baik dari jejak rekam karier militer yang cemerlang sampai posisi puncak sebagai Panglima, dan juga latar belakang akademik yang mumpuni," ucap Bobby kepada kumparan, Senin (6/3).
ADVERTISEMENT
"Tentu akan menjadi relevan bila beliau ditugaskan dalam formasi yang sesuai dengan pengalaman-pengalaman kepemimpinan leadership-nya," imbuhnya.

Reaksi NasDem

Waketum NasDem Ahmad Ali memberikan keterangan pers terkait pertemuan delapan Partai Politik di Hotel Darmawangsa, Jakarta pada Minggu (8/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Waketum NasDem Ahmad Ali angkat bicara soal isu reshuffle kali ini. Ia menegaskan keputusan reshuffle adalah hak Presiden Jokowi dan kebutuhan di kabinet.
"Saya berkali-kali mengatakan kepada kalian bahwa reshuffle itu kewenangan Presiden, reshuffle itu kebutuhan kabinet," kata Ali, Senin (6/3).
Ali mengatakan, apabila nantinya Jokowi jadi melakukan reshuffle, partainya tidak pernah menilai itu sebagai keputusan politik, melainkan untuk penguatan kabinet.
"Jadi apa pun keputusan beliau tentang reshuffle itu kita tidak pernah menerjemahkan itu adalah keputusan politik. Tapi ini adalah keputusan untuk memperkuat kabinet," ucapnya.
Lebih lanjut, Ali juga mempertanyakan apa urgensi untuk melakukan reshuffle di tengah-tengah situasi ancaman ekonomi global saat ini. Pasalnya, Indonesia masih bisa menjaga pertumbuhan inflasi dan daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Nah, di tengah-tengah situasi begitu artinya, kan, capaian ini enggak dicapai satu orang, dicapai oleh Presiden dengan tim yang ada hari ini. Pun demikian, apa kemudian ada hal yang urgen untuk melakukan reshuffle?" pungkas Ali.