Dewan Guru Besar Kaji Dugaan Self Plagiarism Karya Ilmiah Rektor USU Terpilih

20 Desember 2020 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Rektorat Universitas Sumatera Utara. Foto: USU
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Rektorat Universitas Sumatera Utara. Foto: USU
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor terpilih Universitas Sumatera Utara (USU), Muryanto Amin, diisukan melakukan self plagiarism. Padahal seharusnya, dia akan dilantik sebagai rektor pada Januari 2021.
ADVERTISEMENT
Terkait isu plagiarisme ini, Rektorat USU telah membentuk tim untuk menelusuri isu tersebut.
“Dari hasil penelusuran dan pengujian, ada dugaan self plagiarisme oleh yang bersangkutan,”ujar Rektor USU yang masih menjabat, Runtung Sitepu, kepada Kumparan Minggu (20/12).
Merujuk pada data Profesor Irving Hexham dan diterbitkan jurnal Calgary University, Kanada, pada tahun 2005, self-plagiarism merupakan perbuatan pendaurulangan karya, memecah topik dalam beberapa tulisan, publikasi ganda pada lebih dari satu media atau jurnal.
Usai dikaji tim khusus, Rektorat, sesuai statuta USU, meminta pertimbangan ke Dewan Guru Besar (DGB). DGB lalu meminta guru besar di Komisi 1 USU untuk membahas karya ilmiah yang diduga plagiat tersebut.
DGB meminta komisi 1, untuk mengumpulkan bukti-bukti dari tim yang dibentuk rektor maupun dari terduga,” ujar Runtung.
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Runtung Sitepu. Foto: Dok. USU
Mengenai keputusan apakah karya ilmiah itu plagiat atau tidak, saat ini masih dalam pengkajian. Dalam waktu dekat, akan dibahas dalam rapat pleno DGB.
ADVERTISEMENT
“Dalam waktu dekat ini, DGB akan mengadakan rapat pleno, untuk memutuskan dan memberikan masukan kepada rektor,” ujar Runtung.
Mengenai sanksi, apabila Muriyanto terbukti melakukan self plagiarisme, Runtung tidak merincinya. Namun sanksi tersebut bisa merujuk pada sanksi akademik.
“Sanksinya diatur dalam Permendiknas No.17 tahun 2020,” ujar Runtung.
Lantas, apakah akibat kasus ini bisa dilakukan pemilihan rektor ulang, Runtung menyebut itu bukan wewenangnya.
“Tentang sanksi yang terkait dengan rektor, kewenangan MWA (Majelis Wali Amanat),” ujar Runtung
Isu self-plagiarisme yang menerpa Muriyanto bermula dari laporan masyarakat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada 6 Desember 2020. Kemendikbud kemudian melaporkan hal tersebut ke Rektorat USU.
Rektor USU langsung membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Jonner Hasugian, dosen jurusan Ilmu Perpustakaan di USU.
Rektor USU terpilih Muryanto Amin. Foto: Dok. Istimewa
Dari penelusuran Jonner, ada 4 karya ilmiah milik Muryanto yang menjadi kajian timnya. 4 jurnal ilmiah itu dikaitkan dengan unsur plagiarisme.
ADVERTISEMENT
“Kita ungkapkan dengan metode (ilmiah) kita ukur tingkat kemiripan. Data administrasinya, kan. Kita itung lagi kata yang sama secara manual,” ujar Jonner kepada kumparan, Jumat (18/12).
Dalam perkara Muryanto ini, kata Jonner, ditemukan ada satu karya ilmiah yang diterbitkan beberapa kali di tiga jurnal yang berbeda. Jonner tak mendetailkan dalam rentang waktu berapa lama karya ilmiah yang sama itu diterbitkan di jurnal yang berbeda.
”Jadi ada satu karya terbit beberapa kali di tiga jurnal yang berbeda. Kita telusuri ke belakang, ada jurnal yang pernah terbit dalam Bahasa Indonesia. Itu yang diterjemahkan (ke Bahasa Inggris) terbit lagi,” jelas Jonner.
Muryanto Amin baru saja mengikuti pemilihan rektor yang digelar oleh Wali Amanat USU di Kementerian Pendidikan pada 3 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Muryanto memperoleh 18 suara atau 57,75 persen, mengungguli pesaingnya, yakni Farhat, dengan memperoleh 11 suara atau 35,75 persen, dan Muhammad Arif meraih dua suara atau 6,5 persen.
Seharusnya, Muryanto akan dilantik menjadi Rektor USU pada Januari 2021. Namun, isu tudingan plagiat menyambar.
kumparan kemudian menghubungi Muryanto. Kepada kumparan, Muryanto mengakui ada tudingan plagiarisme yang dialamatkan kepadanya. Muryanto juga mengaku sudah memberikan keterangan ke tim dan sejumlah guru besar di USU terkait kasus yang menjeratnya.
"Itu masih dibicarakan dengan guru besar. Kita tunggu saja keputusan guru besar," kata dia.
Dia juga tak banyak berkomentar atas tudingan itu. "Saya sudah berikan semua tanggapan itu. Karena itu persoalan internal, tunggu saja keputusan internalnya,” tambahnya
ADVERTISEMENT