Demo di Patung Kuda Bubar, Massa Sempat Bakar Ban dan Kardus
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demonstrasi massa aksi pendukung AMIN dan Prabowo-Gibran di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, akhirnya membubarkan diri.
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, Jumat (19/4), massa dari GPKR dan elemen lainnya sempat membakar ban, sampah, dan kardus. Api terlihat membubung tinggi.
Usai aksi bakar ban dan sampah, massa GPKR dan elemen masyarakat lainnya membubarkan diri pukul 17.21 WIB.
Tak lama kemudian, massa relawan AMIN juga ikut membubarkan diri, usai melakukan demonstrasi di kawasan Silang Tenggara Monas. Mereka akhirnya membubarkan diri ke Jalan Medan Merdeka Selatan pada pukul 17.30 WIB.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, sempat terjadi kericuhan saat massa pendukung hasil Pilpres 2024 datang dari arah Medan Merdeka Selatan oleh massa yang sudah lebih dulu datang.
"Tadi sekitar pukul setengah 3 ya, tadi ketika kelompok yang berada di sisi timur datang kemudian sempat terjadi gesekan sebentar, dan saling adu teriakan dan lempar-lemparan," ujar Susatyo kepada wartawan di lokasi.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pihak kepolisian pun dapat meredam kericuhan tersebut hingga usainya aksi demonstrasi.
"Namun kemudian hanya sekitar 5 menit petugas bisa mengendalikan kembali situasi, dan kedua massa bisa dipisahkan dan orasi tetap berlanjut," ucap Susatyo.
Setelah massa demo bubar, Pasukan Oranye mulai membersihkan kedua ruas Jalan Medan Merdeka Barat serta kawasan Silang Tenggara Monas.
Pantauan di lokasi, Jalan Medan Merdeka Barat dan sisi jalan Bundaran Air Mancur Budi Kemuliaan juga telah dibuka pukul 17.50 WIB.
Kini kendaraan pribadi maupun umum seperti Bus Transjakarta dapat melalui Jalan Medan Merdeka Barat dan Silang Tenggara Monas ini.
Menurut Susatyo, tidak ada yang diamankan oleh pihak kepolisian, sebab masing-masing massa aksi patuh pada perintah koordinator lapangannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada yang diamanin karena kedua belah pihak bisa mematuhi perintah dari masing-masing korlap, dan para korlap bisa menahan diri untuk bisa menahan massa tidak melakukan tindakan yang anarkis," tuturnya.