Debat Cawapres AS, Mike Jelaskan soal Dugaan Klaster Corona di Gedung Putih

8 Oktober 2020 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden AS Mike Pence memberikan tanggapan saat debat kampanye wakil presiden di kampus Universitas Utah, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat. Foto: Lucy Nicholson/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden AS Mike Pence memberikan tanggapan saat debat kampanye wakil presiden di kampus Universitas Utah, Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat. Foto: Lucy Nicholson/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Debat Calon Wakil Presiden Amerika Serikat antara Mike Pence dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat semakin panas ketika membahas soal klaster penularan virus corona di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Diduga kuat penularan itu berawal saat acara pengumuman calon Hakim Agung Amy Coney Barrett yang digelar Presiden Donald Trump di Rose Garden, Gedung Putih pada 26 September lalu.
Dalam debat, Wakil Presiden Pence membela keputusan Gedung Putih untuk mengadakan acara besar di Rose Garden tersebut. Pence mengatakan bahwa orang yang hadir sudah dilakukan uji corona sebelumnya dan mematuhi protokol sesuai arahan CDC.
"Istri saya Karen dan saya ada di sana, dan merasa terhormat berada di sana," kata Pence.
"Banyak orang yang berada di acara itu benar-benar diuji virus corona, dan itu adalah acara di luar ruangan,"
Sementara Harris membalas dengan menyatakan bahwa Trump telah berbohong kepada publik Amerika dengan berulang kali meremehkan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Anda menghormati rakyat Amerika dengan mengatakan yang sebenarnya kepada rakyat," kata Harris.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan calonnya dari Pengadilan Banding AS untuk Hakim Sirkuit Ketujuh Amy Coney Barrett untuk mengisi kursi Mahkamah Agung AS. Foto: Carlos Barria/REUTERS
Sebelumnya sejumlah orang yang menghadiri acara tersebut kemudian dinyatakan positif terkena virus, termasuk Presiden Trump, Ibu Negara Melania Trump, beberapa asisten presiden dan dua anggota Komite Kehakiman Senat dari Partai Republik.