Daerah Lain Harus Contoh Jakarta, Tes Tinggi Kemudian Corona Perlahan Turun

4 Agustus 2021 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya berharap daerah-daerah di Indonesia bisa mencontoh DKI Jakarta dalam hal testing dan tracing corona. Sehingga, pasien COVID-19 bisa cepat terdeteksi dan ditangani.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita lihat standar kan masih jauh. Idealnya testing itu mudah-mudahan kayak Jakarta, kan, sudah mencapai 500 ribu per 1 juta penduduk. Memang penemuannya [jadi] tinggi, tapi kan pelan tapi pasti [tertangani]. Per hari ini saja kasus aktif Jakarta itu sudah tinggal 15%,” kata Ede di YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (4/8).
“Turun jauh banget dari pertengahan Juli yang di atas 100 ribu sekarang di 14 ribu-an. Ini yang kita harapkan, jadi daerah-daerah itu testing tracing dengan baik sehingga orang [positif] bisa secepatnya ditemukan dan isolasi,” imbuh dia.
Menurut Ede, tracing harusnya lebih tinggi dari kasus yang ditemukan. Misalnya ditemukan 10 ribu positif, maka standarnya harus 20 ribu orang di-tracing.
Ia beranggapan angka positivity rate pun akan sangat terpengaruh apabila testing dan tracing di Indonesia ditingkatkan. Saat ini, angka positivity rate masih tinggi karena jumlah orang yang dites sedikit.
ADVERTISEMENT
“Seharusnya dari 10 ribu itu dikali 2, berarti harusnya 20 ribu yang mesti di-tracing dan dites. Nah, kalau itu bisa ditegakkan positivity rate kita bisa turun. Tapi kan testing kita juga kemarin hanya 56 ribu. Nah, ini yang jadi persoalan,” terang dia.
“Di samping itu ternyata angka testing kita pun masih lebih tinggi dari orang yang datang sengaja melakukan testing mandiri. Jadi bukan karena hasil testing tracing kontak erat. Ini mengapa positivity rate masih tinggi,” tambahnya.
Ede berharap masyarakat dan pemerintah daerah ke depannya bisa bekerja sama untuk meningkatkan testing dan tracing. Warga sadar begitu ada kontak erat segera lapor, sementara petugas yang menerima laporan sigap untuk melakukan testing.
“Memang [kalau ini dilakukan] di awal kasus tinggi dulu melonjak. Tapi pelan tapi pasti, semakin cepat ditemukan, kasus otomatis bisa dilimitasi, Sehingga proses pemutusan rantai penularan bisa dilakukan,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
“Di sini ada 2 hal, kesadaran masyarakat yang masih kurang dan upaya para petugas di daerah harus dikuatkan oleh pemerintah pusat. Jadi perlu ada keberimbangan antara meminta masyarakat 3M dengan menguatkan tracing sebanyak-banyaknya,” tandasnya.
Hingga kemarin ada 14.004 kasus positif aktif di Jakarta. Angka ini turun 975 orang dari hari sebelumnya.