Cuaca Ekstrem Ancam Asia Tenggara: Filipina Bisa Capai 45 Derajat Celsius

29 April 2024 18:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sekolah di Filipina. Foto: Walter Eric Sy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sekolah di Filipina. Foto: Walter Eric Sy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Filipina telah mengambil tindakan darurat dalam menghadapi gelombang panas yang diduga mematikan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Filipina telah meliburkan sekolah dan memberikan peringatan akan potensi kelebihan beban pada jaringan listrik di tengah suhu yang ekstrem.
Kementerian Pendidikan Filipina membatalkan kelas tatap muka di sekolah umum selama dua hari. Sikap itu imbas laporan tentang tekanan darah tinggi, pusing, dan pingsan yang dialami siswa hingga guru akibat suhu yang mencapai 37 derajat Celsius.
Badan cuaca Filipina memperkirakan, indeks panas (cerminan suhu sebenarnya yang dirasakan oleh tubuh) dapat mencapai rekor 45 derajat Celsius. Angka itu dianggap berbahaya, terutama bagi kesehatan.
Selain menghadapi tantangan kesehatan, gelombang panas juga menimbulkan tekanan pada pasokan listrik di pulau utama Luzon, Filipina. Cadangan listrik menipis setelah penutupan 13 pembangkit listrik awal bulan ini.
ADVERTISEMENT
Di sejumlah negara lain di Asia Tenggara, situasi panas yang ekstrem juga menjadi perhatian serius. Thailand, Vietnam, Malaysia, hingga Singapura mengalami suhu tinggi yang mengancam kesehatan dan infrastruktur.
Di Thailand, suhu beberapa wilayah diperkirakan melampaui 40 derajat. Sementara di Vietnam, suhu maksimum mencapai 44 derajat Celsius hingga masyarakat mencari perlindungan di pusat perbelanjaan ber-AC.
Peringatan cuaca panas juga dikeluarkan di Malaysia, dengan 16 wilayah mencatat suhu antara 35 dan 40 derajat Celsius selama tiga hari berturut-turut.
Di Singapura, pihak berwenang meteorologi mengatakan bahwa 2024 bisa menjadi tahun terpanas di negara tersebut. Padahal, tahun lalu sudah menjadi tahun terpanas keempat sejak 1929.
Sementara itu, di Indonesia, gelombang panas yang lebih hangat telah memperburuk masalah kesehatan dengan lonjakan kasus demam berdarah. Hal itu dipengaruhi oleh kondisi iklim yang lebih panas dan siklus hidup nyamuk yang dipercepat. Pola cuaca El Nino juga telah memperpanjang musim kemarau di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Kondisi cuaca ekstrem ini menunjukkan pentingnya pemerintah untuk mengambil tindakan pencegahan dan melindungi masyarakat dari dampak yang merugikan akibat gelombang panas melanda.