COVID-19 Kembali Meroket di China, Penambahan Kasus Terbesar Sejak Agustus

3 November 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang personel keamanan, mengenakan masker wajah setelah wabah penyakit virus corona (COVID-19), berjaga-jaga di akhir upacara pembukaan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, Minggu (16/10/2022). Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang personel keamanan, mengenakan masker wajah setelah wabah penyakit virus corona (COVID-19), berjaga-jaga di akhir upacara pembukaan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok, di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, Minggu (16/10/2022). Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus COVID-19 di China pada Kamis (3/11) kembali berada di level tertinggi dalam dua setengah bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis ini terdapat 3200 kasus baru yang muncul di seluruh China. Angka tersebut terakhir kali muncul pada Agustus 2022 lalu.
Saat ini total kasus corona di China sudah mencapai 1.04 juta. Sebanyak 5 ribu lebih di antaranya meninggal dunia.
Berbeda dengan negara-negara dunia lain, China bersikeras pada pendekatan nol-COVID yang sudah ditinggalkan oleh sebagian besar negara dunia.
Kini mayoritas negara dunia menggunakan pendekatan hidup berdampingan dengan COVID-19. Oleh sebab itu, segala pembatasan kegiatan seperti lockdown atau pun penutupan perbatasan sudah tidak dipakai lagi.
Namun, hal itu tidak berlaku di China. Negeri Tirai Bambu tetap mengambil langkah keras setiap kali penyebaran COVID-19 ditemukan. Penutupan dan pembatasan kegiatan jadi opsi utama.,
ADVERTISEMENT
Berbagai survei menunjukkan pembatasan COVID-19 berdampak besar pada sektor ekonomi.
Walaupun berbagai kebijakan stimulus ekonomi telah dikeluarkan, aktivitas perekonomian di China masih melambat.
“Dengan langkah-langkah pencegahan dan penahanan COVID-19 diperketat dalam menghadapi wabah sporadis di banyak wilayah, aktivitas jasa tetap berada di wilayah kontraksi selama dua bulan berturut-turut," kata Ekonom Senior di Caixin Insight Group, Wang Zhe, dikutip dari Reuters.
Untuk itulah, investor berharap Partai Komunis China dapat mengambil langkah konkret lainnya untuk memulihkan ekonomi. Misalnya melakukan pelonggaran yang signifikan dengan kampanye pemberian booster vaksin secara massal, mengizinkan vaksin mRNA asing, dan mengubah pesan terkait COVID-19 yang selama ini menakutkan bagi masyarakat.
Merespons hal tersebut, Komisi Kesehatan Nasional mengumumkan bahwa pemerintah China akan terus berpegang teguh mencapai target negara bebas COVID-19.
ADVERTISEMENT
Penulis: Thalitha Yuristiana.