COVID-19 di Singapura Kembali Melonjak, Pelonggaran Pembatasan Ditunda

10 September 2021 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis membawa pekerja migran di Singapura. Foto:  REUTERS / Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis membawa pekerja migran di Singapura. Foto: REUTERS / Edgar Su
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus COVID-19 Singapura kembali melonjak. Bahkan, penambahan kasus pada Kamis (9/9) mencapai 450 infeksi, angka tertinggi sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
Lonjakan ini terjadi usai kebijakan pembatasan kegiatan dilonggarkan secara bertahap, dalam rangka pembukaan kembali Singapura saat vaksinasi mencapai 80 persen dari total populasi.
Meski terjadi peningkatan kasus, pemerintah Singapura tidak akan kembali memperketat pembatasan kegiatan.
Tetapi, mereka akan menunda pelonggaran pembatasan lainnya sembari memantau peningkatan kasus berat.
“Lonjakan yang cepat dan eksponensial dalam infeksi harian ini adalah hal yang harus dialami oleh setiap negara yang bermaksud untuk menjalani hidup dengan COVID-19,” ujar Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Jumat (10/9), dikutip dari Reuters.
Untuk mendukung sistem layanan kesehatan, Ong mengatakan, Singapura akan mengizinkan para pasien yang sudah divaksinasi untuk dirawat di rumah. Selain itu, Singapura juga akan memulai program vaksinasi dosis ketiga untuk orang-orang kelompok rentan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga memutuskan untuk mengurangi waktu karantina, dari 14 hari menjadi 10 hari, bagi kontak erat pasien terinfeksi.
Seorang pekerja medis menyiapkan jarum suntik di pusat vaksinasi COVID-19 di Singapura. Foto: Edgar Su/REUTERS
Menurut Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, indikator kunci dalam menentukan langkah pembukaan kembali adalah jumlah pasien di ruang perawatan intensif (ICU) dalam 2-4 pekan ke depan.
Saat ini, ada tujuh pasien yang dirawat di ICU. Jumlah tempat tidur ICU yang tersedia berjumlah 300, dan bisa diperbanyak hingga 1.000 tempat tidur.
Jika angkanya masih bisa dikendalikan, Singapura akan melanjutkan rencana pembukaan kembali.
“Angka [pasien] ICU kita sekarang masih rendah, tetapi kita tidak boleh berpuas diri,” tegas Wong, yang juga merupakan salah satu ketua Satuan Tugas COVID-19 Singapura.
“Penyakit [COVID-19] berat biasanya muncul dua pekan atau lebih setelah seseorang terpapar virus itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Singapura mencatat lebih banyak anak-anak yang terinfeksi COVID-19, tetapi tak ada yang bergejala berat.