Cerita Pekerja WNI di Kamboja: Dipaksa Kerja untuk Membohongi Bangsa Sendiri

30 Juli 2022 22:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
55 WNI yang disekap di Sihanoukville, Kamboja, berhasil diselamatkan (30/7).  Foto:  KBRI Phnom Penh
zoom-in-whitePerbesar
55 WNI yang disekap di Sihanoukville, Kamboja, berhasil diselamatkan (30/7). Foto: KBRI Phnom Penh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pekerja migran Indonesia (PMI) di Kota Sihanoukville, Kamboja, dipekerjakan di perusahaan investasi bodong untuk menawarkan investasi ke orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pekerja, Hijau --bukan nama sebenarnya-- menceritakan dukanya selama menjadi pekerja dua bulan terkahir kepada kumparan. Ia masuk dalam 60 WNI yang terkena tipu pekerjaan perusahaan investasi bodong.
"Kita di sini dipaksa untuk menipu bangsa kita sendiri. Jadi kita menawarkan ke bangsa kita, teman-teman kita yang di Indonesia itu untuk investasi. Kemudian saat mereka sudah main lah, di situlah mereka (orang Indonesia) tertipu itu," ujar Hijau, Sabtu (30/7).
Mereka diberi target untuk menggaet investasi hingga puluhan juta rupiah per hari. Setelah orang-orang Indonesia itu menginvestasikan uangnya, mereka kemudian ditipu, dan uang tak bisa dicairkan.
"Makanya banyak teman-teman itu enggak mau. Kita sebagian besar itu enggak mau tapi karena dipaksa. Kita berusaha aja kerja, tapi kita tidak mau seperti kayak terlalu banyak (target) gitu. Jadi, misalnya kita sehari itu bisa (dikasih target) berapa puluh juta, kita cuma (realisasi) satu juta, satu juta," lanjut Hijau.
ADVERTISEMENT
Mereka mengaku selalu diancam oleh bos saat tidak memenuhi target.
"Semakin ke sini kan bos semakin marah sama kami. Akhirnya sudah ada tekanan, ada ancaman 'kalian kalau macam-macam kalian akan kami setrum, saya memiliki hak untuk menyetrum kalian atau menyiksa kalian di tempat ini'," katanya.
Suasana pembangunan gedung bertingkat di kota pelabuhan Sihanoukville Kamboja pada 20 Februari 2020. Foto: Tang Chhin Sothy / AFP
Hijau bukan satu-satunya orang Indonesia di perusahaan itu. Ia bekerja bersama ratusan WNI lainnya. Selain itu ada pula pekerja-pekerja dari negara lain. Sementara, tingkat manajemen di perusahaan itu diisi oleh orang dari China.
"Sudah ada dua kali kejadian (kekerasan) di divisi saya sendiri, belum dari divisi yang lain ya. Kekerasan fisik itu terlambat 1 menit, kepalanya dijedotin ke tembok. Terus ada yang sakit tipes dipaksa masuk kerja dipukulin dan mau ditendang," katanya.
ADVERTISEMENT
Hijau mengaku harus berkutat dengan pekerjaan mereka tanpa libur. Gaji yang dijanjikan 1000 dolar Amerika, hanya dibayarkan 200 hingga 300 dolar Amerika.
"Jadi itu gaji ditawarkan itu 800 sampai 1000 dolar per bulan, dengan jam kerja 12 jam perhari. Hanya saja kenyataan di lapangan bahkan sampai 14 jam dalam satu hari," ujarnya.
Menlu Retno Marsudi di Istana, Rabu (20/7/2022). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers pada Sabtu (30/7) malam mengatakan 55 dari 60 pekerja WNI yang disekap dan jadi korban penipuan tersebut sudah berhasil dievakuasi.
"Pada malam hari ini, kami telah mendapatkan konfirmasi bahwa 55 orang WNI telah berhasil diselamatkan," ungkap Retno.
Sedangkan untuk kelima WNI lainnya, lanjut Retno, pemindahan atau proses evakuasi mereka masih sedang diupayakan oleh pihak berwenang.
ADVERTISEMENT
Retno menambahkan, proses penyelamatan ke-55 WNI ini dilakukan berkat kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Kamboja.
"Tim khusus Kepolisian Kamboja sekali lagi telah berhasil menyelamatkan para WNI dan membawa 55 orang WNI ke tempat aman," jelas Retno.
Kini 55 orang itu telah berada di tempat aman untuk menunggu proses pemulangan.