Cerita Hotman Tambunan: Dari Pegawai KPK Menjadi Barista
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Dari sebuah outlet di kawasan Blok M Square lantai basement blok J 077, Hotman membawa optimisme bahwa kopi lokal bisa bersaing memikat para pecinta kopi di Jakarta.
"Tiga atau empat tahun lalu kami itu peduli pada petani kopi di kampung sana dan bagaimana caranya agar kopi mereka dikenal orang, kami kasihlah pelatihan bagaimana budidaya kopi yang benar," kata Hotman memulai cerita kepada kumparan, Selasa (12/10).
Hotman membawa biji kopi tersebut langsung dari para petani di kampung halamannya di Tapanuli, Toba, Humbang, Sumatera Utara. TABe Coffee namanya. Ia menjalani bisnis itu bersama rekannya.
Biji kopi hasil dari pelatihan para petani itu dijemur, digiling sendiri, lalu dipasarkan. Kini ia mengaku tengah fokus mengemban misi memperkenalkan kopi asli kampung halamannya itu, setelah lepas dari tanggung jawabnya di KPK.
ADVERTISEMENT
"Produknya sudah ada tinggal mengenalkan ke pasar saja. Itu kebetulan tugas saya dan selama ini tertunda karena kerja di KPK. Saya fokus dulu untuk membayar tugas yang selama ini beban saya tapi saya tinggalkan," kata Hotman.
Semenjak bekerja di KPK, Hotman memang mendapatkan tanggung jawab yang besar. Sebagai Kasatgas pembelajaran antikorupsi, ia harus menyiapkan modul-modul begitu banyak yang kini digunakan oleh KPK untuk melakukan tugas-tugasnya.
Kesibukan Hotman juga terus berlanjut saat ia dan 74 pegawai lainnya dinyatakan tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Advokasi sana-sini, gugatan hukum, kerap dilakukan oleh dia bersama pegawai lainnya. Waktu terkuras, hingga akhirnya pada 30 September 2021, ia resmi tak lagi bekerja di KPK bersama 56 pegawai lainnya.
Namun demikian, bukan berarti perjuangan usai. Hotman mengaku saat ini masih fokus mengerjakan sejumlah hal, dari gugatan hingga mengurus outlet kopinya.
ADVERTISEMENT
"Masih ngurus gugatan kan ya, setting up IM57+, urusan tawaran Kapolri, bentar lagi kita/IM57+ Institut akan lakukan pelatihan ke publik (secara online)," kata Hotman.
Selain kopi, fokusnya saat ini mengurus komunikasi terkait dengan tawaran Kapolri kepada 57 pegawai KPK tak lulus TWK untuk menjadi ASN. Dia mengaku tawaran itu masih didalami oleh ia dan rekan-rekan. Terutama terkait posisi dan peluang kontribusi bagi dia dan mantan pegawai lainnya untuk negara.
"Kita lihat prosesnya, tentu pertimbangan kita adalah apakah kita bisa berkontribusi apa tidak," pungkas Hotman.