Budi Waseso: China Penyuplai Sabu Terbesar ke Indonesia

7 Desember 2017 15:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNN, Budi Waseso (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNN, Budi Waseso (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso, mengungkapkan sulitnya menghentikan pasokan narkotika dari luar negeri ke Indonesia. Menurutnya, kendala itu dikarenakan adanya perbedaan aturan antar negara.
ADVERTISEMENT
Buwas sapaan akrab Budi Waseso, menyebut hingga saat ini ada 11 negara pemasok yang aktif memasukkan barang haram tersebut ke Indonesia. Suplai terbesar untuk sabu dari negara China.
"Ada 11 negara aktif pemasok saya sudah ke sana bicara agar pasokannya bisa ditekan, tapi enggak bisa dihentikan," ujar Buwas saat berbicara di Diskusi Indonesia Darurat Narkoba di Ruang Fraksi PKS, senayan, Jakarta, Kamis (7/12).
"Suplai sabu itu terbesar itu China. Awalnya bantah, akhirnya mereka mengakui," imbuhnya.
Ia mengatakan pengalamannya dalam forum-forum internasional yang berkaitan dengan upaya pencegahan peredaran narkoba sering berakhir sia-sia. Sebab, ketika ada upaya menekan negara yang diduga menjadi pemasok narkotika, negara tersebut tak menggubrisnya.
"Ternyata pengalaman saya di negara-negara itu misalnya di konferensi internasional itu diserahkan ke negara masing-masing. Intinya negara lain enggak peduli dengan negara kita," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menceritakan saat berkunjung ke China, sebagai negara pemasok sabu terbesar ke Indonesia. Saat itu China malah berbalik menyalahkan pihak Indonesia yang memakai dan menggunakan narkoba.
"Saya ke China supaya masalah sabu dihentikan, di China tidak mungkin dilakukan karena katanya UU kami seperti ini. Ketika tidak ada kejahatan ya enggak bisa ditindak. Kemudian menyalahkan Indonesia kenapa memakai narkotika," ujarnya.
Tak hanya itu, Singapura dan Malaysia sebagai negara tempat transit narkotika dari China juga melakukan hal yang sama.
"Pemasok terbesar lainnya di Malaysia dan Singapura, dari China singgah ke Malaysia dan Singapura suplai itu masuk ke Indonesia transit di dua negara itu, bandar besar di sana. Tapi ya gitu, ketika kita tahu barangnya ada di sana, kita minta tahan dan musnahkan mereka enggak mau. Seminggu lagi kita tengok, barangnya udah enggak ada, mungkin sudah menyebar di Indonesia," tutupnya.
ADVERTISEMENT