BPOM: Rata-rata Antibodi yang Dihasilkan Vaksin Sinovac 23 Kali Lebih Banyak

14 Januari 2021 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyuntikan vaksin corona Sinovac kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyuntikan vaksin corona Sinovac kepada tenaga kesehatan di RS Siloam, Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Program vaksinasi corona tahap awal di Indonesia menggunakan vaksin buatan Sinovac, China. Vaksin ini pun sudah dipastikan aman dan halal oleh BPOM beserta MUI.
ADVERTISEMENT
Kepala BPOM Penny Lukito memastikan rata-rata antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac bisa naik cukup banyak hingga 23 kali. Hal ini berdasarkan hasil uji klinis fase 3 yang dilakukan peneliti UNPAD dan Bio Farma terhadap para relawan vaksin di Bandung.
"Sebetulnya yang harus dilihat adalah aspek imunogenisitasnya itu, jadi bagaimana pada saat kita divaksin, langsung antibodi kita naik, berapa tingat titter antibodi (ukuran berapa banyak antibodi yang dihasilkan -red) kita yang naik atau seropositive, ada seroconversion, seroprotection yang menunjukkan titter antibodi kita naik dan harus dengan minimum 4 kali (lebih kuat)," ujar Penny saat raker bersama Komisi IX DPR, Kamis (14/1).
"Bahkan berdasarkan rata-rata dari hasil uji klinis yang di Bandung itu naik sampai 23 kali, sehingga bisa melindungi kita," imbuhnya.
Kepala Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti dalam talkshow "Endorse Komsetik Aman atau Menuai Bencana" di Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Meski demikian, menurut Penny, masih diperlukan adanya pengamatan lebih jauh soal seberapa banyak antibodi yang dihasilkan dari vaksin Sinovac.
ADVERTISEMENT
"Tapi mengapa harus terus diobservasi kan sampai 6 bulan, kemudian juga nanti diperlukan lagi data-data lain yang menunjukkan sampai di mana sebetulnya dosis titter antibodi tersebut yang masih proteksi kita, itu kita belum tahu juga, diamati terus sampai sekarang," jelasnya.
Seorang petugas kesehatan menunjukkan vaksin Sinovac yang akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, di Jakarta, Kamis (14/1). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Penny pun kembali menegaskan kemampuan vaksin Sinovac dalam menciptakan antibodi dan membunuh virus (imunogenisitas) sangat tinggi. Selama tiga bulan pengamatan, selalu di angka 99 persen.
"uji klinik fase 3 di Bandung menunjukkan bahwa imunogenisitas dari vaksin Sinovac itu tinggi, sangat valid, meyakinkan, bahkan sampai 3 bulan itu masih 99%, tadinya 99,7 turun jadi 99,3, jadi dalam 3 bulan itu turunnya cuma sedikit, jadi konsisten 99 orang masih mempunyai tingkat titter antibodi di atas 4 kali, average-nya kan 23 kali, ini di atas 4 kali," pungkasnya.
ADVERTISEMENT