Booster Sinovac Ampuh Lawan Varian Delta, Kemenkes Pastikan Beli Lagi pada 2022

9 September 2021 9:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemenkes memastikan akan membeli lagi vaksin corona Sinovac tahun 2022. Hal itu disampaikan jubir vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
ADVERTISEMENT
Nadia mengatakan, kebutuhan vaksin corona tahun depan juga masih banyak. Salah satunya untuk booster atau suntikan ketiga.
"Iya tahun depan (beli vaksin Sinovac lagi)," kata Nadia kepada kumparan, Kamis (9/9).
Studi di China terkait vaksin Sinovac sebagai booster atau vaksin corona ketiga menunjukkan hal positif. Antibodi yang ditimbulkan untuk menetralisasi varian Delta naik 2,5 kali lipat.
Oleh karena itu juga pemerintah tak ragu membeli vaksin ini lagi. Untuk kebutuhan booster tahun depan, tapi jumlahnya berapa belum pasti.
Apalagi Bio Farma juga sudah bisa memproduksi ulang apabila datang dalam bentuk bulk. Jadi tidak akan terkendala proses produksinya
Untuk tahun ini, sudah hampir 187 juta dosis vaksin asal China itu tiba di Indonesia. Baik dalam bentuk bulk maupun vaksin jadi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dikutip dari Reuters, Rabu (8/9), studi ini muncul di tengah kekhawatiran tentang kemanjuran vaksin Sinovac terhadap varian Delta. Varian ini telah menjadi varian dominan secara global dan memicu lonjakan infeksi baru, bahkan di negara-negara yang vaksinasinya sudah tinggi.
Beberapa negara yang sangat bergantung pada vaksin Sinovac telah mulai memberikan suntikan booster, seperti Chile dan Indonesia khusus kepada nakes. Sebab, penelitian menunjukkan antibodi penetralisir terhadap Delta tidak terdeteksi setelah 6 bulan.
"Tetapi penerima suntikan booster menunjukkan potensi penetralan lebih dari 2,5 kali lipat lebih tinggi terhadap Delta sekitar empat minggu setelah dosis ketiga, dibandingkan dengan tingkat yang terlihat sekitar empat minggu setelah suntikan kedua," kata peneliti dari Chinese Academy of Sciences, Furan University, Sinovac.
ADVERTISEMENT