BNPB Ingatkan Pengungsian Jangan Sampai Jadi Klaster Corona

11 Oktober 2020 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fenomena La Nina di Indonesia. Foto: BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena La Nina di Indonesia. Foto: BMKG
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena La Nina yang melanda Indonesia bisa berdampak pada potensi bahaya hidrometerologi yang lebih buruk. Untuk itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta kesiapsiagaan pemerintah dari tingkat desa atau kelurahan hingga provinsi.
ADVERTISEMENT
Pesan tersebut disampaikan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan saat melakukan diskusi menyikapi fenomena La Lina melalui media virtual pada Minggu (11/10). Lilik mengatakan, kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat.
Ia meminta, camat, lurah, dan kepala desa untuk melakukan sejumlah langkah untuk tetap siap siaga. Pertama, Lilik meminta untuk memastikan tempat evakuasi sementara yang dapat digunakan. Tempat tersebut harus aman, seperti seperti rumah warga, kantor desa, atau pun sekolah.
”Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru COVID-19,” ujar Lilik.
Kedua, Lilik meminta aparat agar warganya yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan, seperti protokol 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).
Apabila proses evakuasi tidak memungkinkan menerapkan protokol kesehatan karena pertimbangan keselamatan, lanjut Lilik, maka protokol harus diterapkan dengan ketat.
ADVERTISEMENT
“Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG. Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” pesannya. 
Lilik mengimbau aparat untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca kepada masyarakat umum. Sejumlah informasi BNPB dan BMKG juga bisa digunakan.
Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat, tegas Lilik.
Selain di tingkat desa dan kelurahan, Lilik juga memaparkan langkah-langkah untuk kesiapsiagaan di tingkat kabupaten dan kota.
Pertama, pemerintah setempat bisa melakukan rapat koordinasi yang membahas soal sosialisasi daerah rawan bencana, sumber daya dalam kesiapsiagaan, dan persiapan aparat di kecamatan dan desa.
ADVERTISEMENT
Kedua, pihak BPBD dan instansi terkait bisa melakukan simulasi field training exercise sesuai dengan rencana kontinjensi yang ada. Kegiatan tersebut diharapkan memasukkan konteks pandemi COVID-19.
Ketiga, menghimpun dukungan sumber daya, khususnya sukarelawan dan dukungan lain. Keempat, Susur sungai yang bertujuan untuk memastikan tidak ada potensi bahaya. Terakhir, menetapkan tempat evakuasi berbasis protokol Kesehatan.
“Memastikan seluruh organisasi perangkat daerah provinsi sudah mempersiapkan sumber daya dalam mendukung kesiapsiagaan,” pesan Lilik.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, beberapa provinsi di Indonesia sudah memasuki musim hujan dan perlu mewaspadai hujan di atas normal.
Ia menyampaikan bahwa dampak intensitas curah hujan di atas normal yang dipengaruhi fenomena La Nina tidak sama di setiap wilayah.
ADVERTISEMENT