Belum Pulih dari Ledakan, Warga Lebanon Bersiap Hadapi Lockdown

21 Agustus 2020 10:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal terbalik akibat ledakan di area pelabuhan Beirut, Lebanon. Foto: Reuters TV via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal terbalik akibat ledakan di area pelabuhan Beirut, Lebanon. Foto: Reuters TV via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Lebanon bersiap untuk memberlakukan lockdown. Kebijakan itu diberlakukan dua pekan usai ledakan besar terjadi di Beirut.
ADVERTISEMENT
Rencananya penguncian akan dimulai pada Jumat (21/8) sampai dua pekan ke depan. Keputusan lockdown diambil seiring meningkatnya kasus corona.
Otoritas Lebanon dalam keterangannya menyebut, mereka hanya memberlakukan lockdown di beberapa tempat.
Warga menggunakan masker naik sepeda di tepi panatai Cornich, Lebanon. Foto: REUTERS / Aziz Taher
Dalam beberapa hari terakhir, Lebanon mengalami lonjakan kasus baru virus corona. Total penderita corona di Lebanon mencapai 10.952, yang 113 di antaranya meninggal dunia.
Keputusan untuk lockdown diambil saat Lebanon masih berupaya keras melakukan pemulihan pascaledakan besar di Beirut.
Otoritas Lebanon saat ini kewalahan menghadapi lonjakan kasus corona. Sebab, beberapa rumah sakit yang merawat pasien corona rusak akibat ledakan awal Agustus lalu.
Kebijakan lockdown ditanggapi beragam oleh warga Lebanon. Ada yang merasa lockdown semakin memberatkan. Ada pula menganggap lockdown cara tepat untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Suasana kerusakan akibat ledakan di daerah pelabuhan Beirut, Lebanon. Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
"Di atas bencana (ledakan) ini, sudah datang bencana virus corona," ucap seorang warga Beirut yang rumahnya hancur akibat ledakan, Roxane Moukarzel, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Secara ekonomi, lockdown itu tidak bagus, warga ingin berdagang, tapi lebih baik sedikit rugi dibanding sakit dan dirawat di rumah sakit," sambung dia.
Pendapat berbedan disampaikan Qassem Jaber. Pria yang bekerja sebagai tukang kayu itu menilai lockdown akan membuat ekonomi semakin merosot.
"Tidak ada pekerjaan, tak punya uang. Sudah tidak punya apa-apa untuk dimakan," kata Jaber.
Jaber bahkan menegaskan, dia tidak akan menutup tokonya meski lockdown sudah diberlakukan. Dia beralasan keluarganya butuh makan.
Ledakan amonium nitrat pada beberapa pekan lalu di pelabuhan Beirut membuat seisi kota hancur. Insiden itu juga menyebabkan 181 orang tewas dan ribuan lainnya luka.