BBKSDA Sumut Imbau Masyarakat Tak Memburu Palasik Ternak hingga ke Hutan

25 Juni 2020 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mangatur Hutasoit, warga setempat mengisahkan peristiwa ganjil atas kematian ratusan ternak milik warga Pargompulon, Desa Pohan Tonga. Foto: ANTARANEWS
zoom-in-whitePerbesar
Mangatur Hutasoit, warga setempat mengisahkan peristiwa ganjil atas kematian ratusan ternak milik warga Pargompulon, Desa Pohan Tonga. Foto: ANTARANEWS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus pengisap darah (palasik) ternak di Desa Pohan, Kecamatan Siborongborong sudah terjadi dua minggu belakangan. Masyarakat diminta tidak panik dan melakukan perburuan palasik ternak hingga ke hutan.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Tata Usaha BBKSDA Sumatera Utara Teguh Setiawan, jika masyarakat ikut berburu ke hutan dikhawatirkan dapat merusak habitat satwa di sana.
“Supaya tidak terjadi hal yang (tidak) diinginkan termasuk dalam misalnya, berniat melakukan perburuan di dalam hutan. Jangan salah di dalam kawasan hutan itu, tidak hanya musang isinya. Ada yang lain. Kucing hutan ada misalnya, harimau (juga),” ujar Teguh kepada kumparan Kamis (25/6).
Teguh berharap warga mempercayakan pencarian makhluk palasik tersebut kepada tim gabungan yang terdiri BBKSDA, TNI, Polisi, dan Pemkab Deli Serdang. Bila mengetahui keberadaanya, segera melaporkanya ke parangkat desa.
“Kalau tidak dikoordinasikan dengan baik dengan pihak kecamatan atau desa jadi masalah baru, itu yang penting sebenarnya, serahkan saja ke petugas kecamatan maupun tingkat desa agar berkordinasi dengan tim gabungan untuk mencari makhluk misterius itu,’’ ujarnya
ADVERTISEMENT
Teguh mengatakan sejauh ini dari penyelidikan BBKSDA makhluk misterius tersebut merupakan sejenis musang.
“Berdasarkan pengamatan kami dan informasi yang didapatkan dari masyarakat, besar dugaan kami termasuk keluarga musang,” ujar Teguh.
Kata Teguh, dari informasi masyarakat, hewan itu hanya menyerang satu Dusun di Desa Pohan Toga saja. Saat memangsa dia melakukannya pada malam hari. Dari caranya membunuh kata Teguh ukuran musang tersebut bisa lebih dari 1 meter.
“Bisa lebih dari satu meter di beberapa jenis, kan jenisnya banyak ini. Ada musang bulan atau musang air. Jangan membayangkan yang kecil, dia (ada yang) besar, terus warnanya hitam ada (juga) yang loreng putih,’’ ujar Teguh.
Sebelumnya, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengatakan matinya hewan secara misterius di sana sudah terjadi 2 minggu belakangan. Rata-rata hewan yang mati seperti bebek, ayam hingga babi.
ADVERTISEMENT
Untuk mempermudah pencarian saat ini juga telah memasang camera di beberapa titik dia juga membuat sayembara dengan hadiah Rp 10 juta bagi siapa yang bisa mengungkap kasus ini.
"Hadiahnya Rp10 juta, ya biar semangat regu-regu juga untuk membuktikan kebenaran bahwa apakah itu mistis apakah itu nyata? Dengan sayembara ini semua pihak jadi berperan aktif,” ujar Nikson, Senin (22/6)
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.