Bayi Kembar Siam Asal Sukabumi Berhasil Dipisahkan Usai Operasi di RSHS Bandung

25 Mei 2022 18:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi kembar siam asal Sukabumi berhasil dipisahkan usai menjalani operasi di RSHS Bandung.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bayi kembar siam asal Sukabumi berhasil dipisahkan usai menjalani operasi di RSHS Bandung. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Operasi pemisahan bayi kembar siam Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira yang dilakukan tim dokter dari RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Rabu (25/5) berlangsung sukses.
ADVERTISEMENT
Bayi kembar siam yang merupakan buah hati dari Evi Susanti (27) dan Abdul Muslih (32), berhasil dipisahkan usai melewati operasi selama 3 jam 17 menit.
Ketua Tim Dokter Operasi RSHS dr. Dikki Drajat Kusmayadi menyampaikan teknis pemisahan yang dilakukan pada bayi kembar siam ini dimulai dari dinding perut, dinding dada, kemudian bagian dalam yang dempet, yakni liver.
“Livernya menempel dengan ukuran lebar 6 cm, panjang 10 cm, kemudian yang agak sedikit kompleks juga adalah pemisahan bagian dinding dada, di mana bagian depan menempel selaput jantung,” ujar Dikki seusai menjalani operasi pemisahan bayi kembar siam di RSHS Bandung, Rabu (25/5).
Bayi kembar siam asal Sukabumi berhasil dipisahkan usai menjalani operasi di RSHS Bandung. Foto: Dok. Istimewa
Dikki mengatakan, bayi kembar siam Zaina dan Zahira ini memiliki jantung yang terpisah, namun terdapat sedikit penempelan dan telah berhasil ditangani oleh tim dokter RSHS.
ADVERTISEMENT
“Masing-masing mempunyai selaput jantung, tapi ada penempelan sedikit kurang lebih 1 cm, itu tidak menyulitkan bagi tim kami untuk menanganinya, jadi ditutup dengan mudah,” katanya.
Dikki juga menyebutkan, permasalahan lain yang seringkali timbul dalam operasi ini ialah kekurangan kulit. Namun lagi-lagi, Dikki menegaskan, dalam operasi bayi kembar siam Zaina dan Zahira ini, penutupan kulit dapat ditangani dengan mudah dengan mengandalkan dokter bedah plastik.
“Pada kondisi ini Alhamdulillah kulitnya cukup ditutup, meskipun dengan bentuk luka sesuai dengan yang sudah dipola atau diatur oleh dokter bedah plastik,” ujar dia.
Dari hasil operasi yang telah dilakukan oleh tim dokter RSHS Bandung, diketahui masing-masing organ Zaina maupun Zahira normal kecuali liver yang dempet.
“Tetapi masing-masing liver mempunyai sistem saluran empedu dan pembuluh darah, hanya ada di bagian penyambungan itu (bagian dempet) pembuluh darah yang nyambung dan itu bisa diidentifikasi dan dibebaskan,” tutur Dikki.
ADVERTISEMENT
Terkait operasi lanjutan, Dikki menjelaskan, ke depannya, pihaknya akan melakukan observasi apakah ada perkembangan yang memang memerlukan operasi lanjutan.
“Karena kita memakai alat seperti penambah, itu kan benda asing kadang-kadang ada masalah misalnya infeksi dan penolakan jaringan terhadap alat tersebut,” katanya.
Sekretaris Tim Kembar Siam RSHS dr. Fiva Aprilia Kadi menyampaikan, saat ini bayi Zaina dan Zahira masih menjalani tahap penutupan (operasi) yang membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam ke depan.
“Operasi selama 3 jam 17 menit itu mulai dilakukan insisi pertama sampai terpisah, jadi bukan awal persiapan sampai dengan penutupan,” ujar Fiva pada kesempatan yang sama.
“Ini masih dilakukan (operasi) penutupan kira-kira membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam lagi sampai terjadi penutupan yang sempurna,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
Penjelasan orang tua
Evi Susanti, ibu dari bayi Zaina dan Zahira mengatakan, awalnya dirinya dan sang suami mengetahui kedua buah hatinya mengalami kembar siam ketika usia kandungan empat bulan.
“Pas USG empat bulan di RS Sukabumi, memang (saat USG) terlihat dempet dari dada sampai perut, langsung dirujuk ke RSHS Bandung, selanjutnya setiap bulan kontrol sampai lahiran di sini,” kata Evi saat ditemui di RSHS Bandung.
Evi menjelaskan, selama mengandung, tim dokter RSHS terus memberi dukungan baik secara psikologis maupun berupa asupan penguat kandungan.
“Iya ada (pendampingan psikologis), juga ada asupan penguat kandungan soalnya kan lahirannya harus pas, nggak boleh kurang, nggak boleh lebih,” tutur Evi.
Pasca-operasi, Evi dan suami berharap kedua bayinya secepatnya pulih dan dapat hidup secara normal.
ADVERTISEMENT
“Saya nggak henti berdoa yang terbaik buat Zaina dan Zahira, supaya bisa selamat dua-duanya, ke depannya sehat, tumbuh kembang seperti anak-anak yang lain, normal,” harapnya.
Reporter: Ulfah Salsabila