Bahrain Bangga Ada 6 Wanita Terpilih Jadi Anggota Parlemen

6 Desember 2018 18:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pemilu di Bahrain. (Foto: AFP/STR)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemilu di Bahrain. (Foto: AFP/STR)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Bahrain membanggakan terpilihnya enam wanita sebagai anggota parlemen dalam pemilu pekan lalu. Bahkan jumlah wanita dalam parlemen kali ini adalah yang terbanyak dalam sejarah pemilu di negara Teluk tersebut.
ADVERTISEMENT
Kebanggaan ini disampaikan oleh Duta Besar Bahrain untuk Indonesia Mohamed Ghassan Shaikho dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Kamis (6/12). Dia mengatakan, terpilihnya perempuan sebagai wakil rakyat adalah pertanda Bahrain adalah negara yang terbuka.
"Hal ini membuktikan, jika para wanita Bahrain menunjukkan bahwa diri mereka berkualitas, maka mereka bisa jadi anggota dewan," kata Shaikho.
Pemilu parlemen dan dewan kota di Bahrain digelar pada 24 November lalu. Putaran kedua digelar pada 1 Desember. Jumlah pemilih dalam pemilu putaran pertama mencapai 67 persen, meningkat dari pemilu sebelumnya pada 2014 yang hanya 53 persen.
Suasana pemilu di Bahrain. (Foto: AFP/STR)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemilu di Bahrain. (Foto: AFP/STR)
Shaikho mengatakan, ada 430 kandidat anggota parlemen yang turut serta dalam pemilu tersebut. Dalam putaran pertama, kata dia, ada tiga wanita yang menang mutlak sehingga tidak perlu lagi ikut dalam putaran kedua.
ADVERTISEMENT
Selain enam wanita yang terpilih anggota parlemen, ada empat wanita di Bahrain yang jadi anggota dewan kota. "Para wanita ini menang mengalahkan para kandidat pria," kata Shaikho.
Bahrain boleh berbangga diri. Pasalnya menurut kantor berita Arab Saudi, Al Arabiya, Bahrain adalah satu-satunya negara di kawasan yang tidak punya pembatasan untuk jumlah wanita di parlemen. Hal ini berkat reformasi politik, sosial, dan ekonomi yang diterapkan di negara kerajaan itu pada 2001.
Pada pemilu 2002 usai reformasi, ada 31 wanita yang ikut dalam pemilihan anggota parlemen namun tidak ada yang terpilih. Pada pemilu berikutnya tahun 2006, ada satu wanita terpilih yaitu Lateefa al-Gaood. Sedangkan pada pemilu 2014, ada tiga wanita yang terpilih jadi anggota parlemen.
Suasana pemilu di Bahrain. (Foto: AFP/STR)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemilu di Bahrain. (Foto: AFP/STR)
Menurut banyak kalangan, pemilu 2018 dengan terpilihnya enam wanita menjadi peristiwa bersejarah bagi Bahrain. Shaikho mengatakan Bahrain adalah negara yang maju dan modern, memberdayakan wanita untuk memiliki pekerjaan atau tugas yang sama dengan pria.
ADVERTISEMENT
"Putri Sabika (Istri Raja Hamad bin Isa Al Khalifa) bahkan memimpin Dewan Tinggi Perempuan," kata Shaikho.
Para kandidat anggota parlemen ini terdiri anggota masyarakat politik dan independent. Tidak ada partai politik di Bahrain, kata Shaikho, adanya masyarakat politik yang bisa mendaftarkan diri dan diatur dalam undang-undang.
Shaikho dalam kesempatan tersebut juga membantah berbagai pemberitaan media yang mengatakan pemilu Bahrain berat sebelah karena banyak oposisi ditangkapi atau dilarang tampil. Menurut dia, Bahrain negara yang bebas, mereka yang diadili adalah orang-orang yang melakukan pelanggaran atau kejahatan.
"Tidak ada yang dipenjara akibat menyampaikan gagasan politiknya di Bahrain," ujar Shaikho.