Bahas Kerja Sama dan Industri Pertahanan, Prabowo 7 Kali ke Turki Dalam 1 Tahun
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, dalam acara yang digelar KBRI Ankara “Ngopi Bareng Virtual” pada Jumat (15/10).
“Dalam kurun waktu setahun terakhir, Menteri Pertahanan RI sudah kunjungan ke Turki tujuh kali, untuk membahas bukan saja kerja sama pertahanan, tapi juga industri pertahanan,” jelas Iqbal.
Menurut Iqbal, Indonesia melihat Turki sebagai alternatif pengadaan alutsista. Sebab, Turki adalah anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan mereka sudah mampu memenuhi suplai alutsista mereka hingga 70%.
Kedua negara, menurut Iqbal, sudah lama menjalin kemitraan dalam sektor ini. Salah satu hasilnya adalah Medium Tank (Tank Harimau), yang merupakan keluaran dari joint design dan joint development kedua negara.
Medium Tank ini merupakan bentuk kerja sama antara FNSS Turki dan PT Pindad Indonesia.
“Seluruh proses pembelian alutsista dari Turki adalah G2G process (Government to Government), pemerintah ke pemerintah, meskipun pada pelaksanaannya akan menunjuk perusahaan. Pengadaan alutsista itu adalah G2G, mengakomodir transfer teknologi dan joint production di Indonesia,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi juga mengatakan, kedua negara tengah dalam proses finalisasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan. Nantinya, perjanjian itu akan ditandatangani.
“Salah satu kerja sama yang sangat potensial dan terus didorong adalah pengembangan bersama industri pertahanan, termasuk pengembangan bersama pesawat terbang dan produk tank skala kecil,” ujar Menlu Retno dalam keterangannya, Selasa (12/10).
Selain itu, Menhan Prabowo dan Menlu Retno juga akan melakukan pertemuan dengan Menhan dan Menlu Turki.
Pertemuan 2 + 2 (two plus two) itu rencananya akan dilaksanakan pada akhir 2021 atau awal 2022, sebelum kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia.