Asosiasi Pilot Garuda soal Harley dan Brompton: Kami Tak Tahu Apa-apa

12 Desember 2019 19:10 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG), Kapten Bintang Hardiono.  Foto: Andesta Herli Wijaya
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG), Kapten Bintang Hardiono. Foto: Andesta Herli Wijaya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) Kapten Bintang Hardiono angkat bicara soal kasus penyelundupan satu unit motor Harley Davidson dan dua unit sepeda Brompton yang belakangan mengguncang Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bintang mengatakan, seorang pilot sejatinya tidak mengetahui barang-barang apa saja yang masuk ke kabin pesawat yang diterbangkannya.
Katanya, isi bagasi hanya ditangani oleh pihak ground handling di bandara.
“Kalau bagasi kita enggak tahu. Masnya bawa apa, kita mana tahu yang tahu ground staff," ungkap Bintang saat ditemui di Pulau Dua Restaurant, Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
Bintang enggan menilai apakah pilot yang menerbangkan pesawat dalam kasus penyelundupan tersebut telah melakukan kesalahan atau tidak. Tapi secara prosedural, katanya seorang pilot punya hak menolak jika tahu ada yang tidak beres di dalam pesawatnya.
"Bisa, bisa. Alasan pilot enggak jadi berangkat itu macam-macam, mesin bermasalah kita bisa menolak. (Bagasi bermasalah) bisa menolak,” jelas Bintang.
Petugas merapikan kembali barang selundupan Harley Davidson yang ditemukan di pesawat baru Garuda Indonesia. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Terkait nasib pilot pesawat pembawa Harley Davidson dan sepeda Brompton selundupan itu, Bintang enggan berkomentar. Ia hanya mengatakan bahwa secara pembagian kerja, bagasi tempat penyelundupan itu tidak berada dalam pengawasan pilot. Dengan kata lain, pilot tidak terancam sanksi atas penyelundupan yang seperti itu.
ADVERTISEMENT
"Pilot terbang sebagai pembawa pesawat itu doang. Masalah bagasi, kargo, itu urusannya sama orang darat atau ground staff," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan dua unit sepeda Brompton menggunakan pesawat Garuda Indonesia, menjadi perhatian publik selama hampir sepekan terakhir.
Barang ilegal itu disebut Menteri BUMN, Erick Thohir, dimiliki I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara, saat dia masih menjabat Direktur Utama Garuda Indonesia. Ari kemudian dipecat karena kasus tersebut.
Dalam pernyataan pers Kamis (5/12), Erick menyatakan, Ari Askhara menyelundupkan barang tersebut menggunakan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 neo. Pesawat anyar itu terbang dari Delivery Center Airbus di Toulouse, Prancis menuju Bandara International Soekarno-Hatta, Tangerang Indonesia.
Ari merupakan salah seorang penumpang VIP dalam pesawat Garuda Indonesia tersebut. Ditanya mengenai kasus itu, Ari Askhara mengaku tidak paham kenapa kasus tersebut menjadi liar.
ADVERTISEMENT
"Gak ngerti kok liar banget. Padahal saya orang biasa," kata Ari kepada kumparan, Jumat (6/12).