Armenia Azerbaijan Sepakat Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh

26 Oktober 2020 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga berdiri di tumpukkan puing di daerah pemukiman yang terkena tembakan roket oleh pasukan Armenia, di Gyanga, Azerbaijan, Sabtu (17/10). Foto: Aziz Karimov/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga berdiri di tumpukkan puing di daerah pemukiman yang terkena tembakan roket oleh pasukan Armenia, di Gyanga, Azerbaijan, Sabtu (17/10). Foto: Aziz Karimov/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amerika Serikat pada Minggu (26/10) mengumumkan gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia. Dua negara pecahan Uni Soviet ini bertempur di Nagorno-Karabakh.
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata akan berlaku pada Senin (26/10) pukul 08.00 pagi waktu Armenia/Azerbaijan. Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan gabungan Kemlu AS bersama Pemerintah Armenia-Azerbaijan.
Presiden Donald Trump juga mengumumkan gencatan senjata lewat twitter pribadinya.
Milisi Nagorno-Karabakh. Foto: Reuters/Vahan Stepanyan
"Selamat kepada PM Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev yang setuju untuk gencatan senjata yang berlaku tengah malam (waktu AS). Banyak nyawa diselamatkan," kata Trump seperti dikutip Reuters.
Gencatan senjata datang setelah Menlu AS Mike Pompeo menggelar pertemuan dengan Menlu Armenia dan Azerbaijan secara terpisah. Pertemuan dilangsungkan pada Jumat (23/10) di Washington.
Tercatat sudah dua kali gencatan senjata disepakati Armenia-Azerbaijan. Namun, kesepakatan dengan Rusia sebagai penengah itu dilanggar.
Bahkan sebelum gencatan senjata baru diumumkan, pertempuran dua negara pecah di Nagorno-Karabakh pada Minggu (25/10).
ADVERTISEMENT
Pertempuran Armenia dan Azerbaijan pada 2020 berlangsung sejak 27 September. Pertikaian yang sudah bermula pada era 1990an itu menyebabkan 30 ribu orang diperkirakan tewas.
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah yang masuk kedaulatan Azerbaijan. Namun, karena mayoritas penduduknya etnis Armenia wilayah itu ingin memisahkan diri dan membentuk negara sendiri bernama Republik Artsakh.
Artsakh sampai saat ini minim pengakuan dunia. Mereka bergantung penuh pada Pemerintah dan diaspora Armenia di seluruh dunia.