Arab Saudi Tingkatkan Kewaspadaan atas Potensi Iran Buat Senjata Nuklir

12 Desember 2022 9:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas pengayaan uranium Natanz di Teheran, Iran. Foto: Raheb Homavandi/reuters
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas pengayaan uranium Natanz di Teheran, Iran. Foto: Raheb Homavandi/reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud, menegaskan negara-negara Arab di Teluk Persia akan memperkuat keamanan bila Iran mendapatkan senjata nuklir pada Minggu (11/12).
ADVERTISEMENT
"Jika Iran mendapatkan senjata nuklir operasional, maka semua kesepakatan tidak berlaku lagi," jelas Faisal saat menghadiri World Policy Conference di Abu Dhabi, dikutip dari Al Jazeera, Senin (12/12).
"Kita berada dalam ruang yang sangat berbahaya di kawasan ini. Negara-negara kawasan pasti akan melihat ke arah bagaimana mereka dapat memastikan keamanan mereka sendiri," lanjut dia.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud. Foto: Reuters/Fabrizio Bensch
Iran telah membatasi pengayaan uranium melalui pakta nuklir pada 2015. Sebagai imbalan, negara-negara adidaya melonggarkan sanksi yang mereka jatuhkan atas program nuklir Iran.
Namun, Amerika Serikat keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018. Iran baru-baru ini lantas memperkaya uranium menuju tingkat penggunaan untuk senjata nuklir. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) PBB menyuarakan keprihatinan atas kabar tersebut.
Pembicaraan AS-Iran untuk memulihkan pakta nuklir terhambat sejak September. Barat menuduh, Iran mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal. Perhatian pun terpecah akibat invasi Rusia ke Ukraina, serta kerusuhan domestik atas kematian Mahsa Amini di Iran.
Ilustrasi reaktor nuklir Iran. Foto: AFP/MAJID ASGARIPOUR / MEHR NEWS
Arab Saudi mengaku skeptis akan pemulihan pakta nuklir Iran. Namun, Faisal menekankan, pihaknya mendukung upaya untuk menghidupkan kembali pakta tersebut. Dia memandangnya sebagai titik awal untuk kesepakatan yang lebih kuat dengan Iran.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Arab di Teluk Persia meminta perjanjian yang dapat mengatasi kekhawatiran mereka atas program rudal dan pesawat nirawak (drone) Iran. Teheran sendiri mengaku bahwa teknologi nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil.
"Tanda-tandanya sekarang tidak terlalu positif, sayangnya," terang Faisal.
"Kami mendengar dari Iran bahwa mereka tidak tertarik pada program senjata nuklir. Akan sangat menghibur untuk bisa percaya itu. Kami membutuhkan lebih banyak jaminan pada level itu," tambah dia.