Anwar Abbas Harap PBNU Tetap Izinkan Miftachul Akhyar Pimpin MUI

10 Maret 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr. H. Anwar Abbas, Ketua Dewan Pengawas Syariah Layanan Syariah LinkAja dalam Milad 1 tahun layanan syariah LinkAja (19/4/2021). Foto: Dok. LinkAja
zoom-in-whitePerbesar
Dr. H. Anwar Abbas, Ketua Dewan Pengawas Syariah Layanan Syariah LinkAja dalam Milad 1 tahun layanan syariah LinkAja (19/4/2021). Foto: Dok. LinkAja
ADVERTISEMENT
Waketum MUI, Anwar Abbas, menyampaikan surat terbuka bagi PBNU dan warga NU. Ia menyatakan kesedihannya karena Miftachul Akhyar (Kiai Miftah) memutuskan mundur dari jabatan Ketum MUI.
ADVERTISEMENT
“Saya benar-benar sedih dan berduka serta bingung dan tidak tahu akan bicara apa. Beliau, Pak KH Miftachul Akhyar, kami pilih untuk menjadi Ketua Umum kami di MUI dengan suara bulat tanpa ada lonjong sedikit pun,” kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (10/3).
Ia pun heran atas langkah PBNU karena tidak memperbolehkan Miftachul menjabat sebagai Ketum MUI. Menurut dia, hal tersebut bertolak belakang dengan sikap NU yang ingin bermanfaat bagi seluruh kelompok dan masyarakat.
“Beliau adalah seorang tokoh dan ulama serta pemimpin yang sangat rendah hati, yang sangat dibutuhkan dan diharapkan akan bisa mempersatukan umat. Tapi herannya saya mengapa NU tidak membolehkan dan merelakannya bagi melaksanakan tugas suci dan mulia tersebut? Sehingga saya benar-benar jadi bingung sendiri dibuatnya,” ujarnya.
KH Miftachul Akhyar. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
“Yang membuat saya menjadi semakin bingung lagi karena sepanjang pengetahuan saya NU itu sudah menegaskan jati dirinya bahwa dia bukan hanya untuk dirinya saja, tapi juga untuk umat dan bagi bangsa. Tapi mengapa NU tidak mau mendengar suara hati dari kami-kami yang ada di MUI? Terutama mereka-mereka yang bukan dari NU ini,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Anwar menyampaikan bahwa Miftachul sudah menjalankan tugas sebagai Ketum MUI dengan sangat baik sejak 2020. Karena itu, ia meminta PBNU memperbolehkan Miftachul tetap menjabat hingga akhir periode di samping perannya yang juga sebagai Rais Aam PBNU.
“Terus terang kami butuh Bapak KH Miftachul Akhyar untuk menjadi pimpinan kami. Tugas itu sudah beliau laksanakan dengan baik lebih dari satu tahun sehingga kami sudah merasa sangat dekat dan sangat sayang serta mencintai diri beliau sebagai pemimpin kami,” ungkap Anwar.
“Kalau beliau tidak bisa bekerja full time di MUI karena harus mengurus NU, kami berharap biarlah sisa-sisa waktu beliau saja yang beliau berikan untuk kami di MUI. Bagi kami hal itu tidak masalah karena kami akan tetap bisa bekerja secara bersama-sama secara collective collegial di bawah pimpinan dan arahan beliau,” sambung dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Anwar berharap segenap warga NU merestui keinginan ini sehingga MUI di bawah kepemimpinan Miftachul dapat bekerja lebih maksimal dan bisa mewujudkan kesatuan umat Islam.
“Insyaallah dengan jiwa besar dari pimpinan dan warga NU yang membolehkan Bapak KH Miftachul Akhyar untuk tetap memimpin MUI, kami harapkan persatuan dan kesatuan umat akan bisa kita jaga serta pelihara dan akan bisa kita buat untuk lebih kuat lagi dari masa-masa sebelumnya,” tandas Anwar.
Sebelumnya, KH Miftachul Akhyar telah mengirim surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI. Ia menyebut alasan pengunduran diri karena tidak mau rangkap jabatan di MUI dan PBNU.
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," kata Kiai Miftah saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Rabu (9/3) dikutip dari laman NU.
ADVERTISEMENT