Anggota Komisi I: Kalau Turki Tetap Usul Ataturk, Batalkan Barter Nama Jalan

18 Oktober 2021 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
Anggota MPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota MPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana pemberian nama tokoh sekuler sekaligus pendiri Turki, Mustafa Kemal Ataturk, untuk jalan di Jakarta memicu protes dari sejumlah tokoh.
ADVERTISEMENT
Pemberian nama jalan ini adalah barter atas permintaan KBRI Ankara kepada pemerintah Turki untuk menamai jalan di depan gedung baru mereka dengan nama Sukarno.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, turut menolak usul penamaan tokoh Turki tersebut di jalan Jakarta. Ia berpendapat sosok Attaturk sangat bertentangan dengan ideologi Indonesia dan meminta Turki untuk mengusulkan nama lain.
“Sebaiknya cari tokoh yang lain saja. Attaturk adalah tokoh sekuler yang bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia. Kita serahkan dengan Erdogan untuk menyerahkan nama [yang lain],” kata Syaifullah kepada kumparan, Senin (18/10).
Lebih lanjut, Syaifullah menyarankan pertukaran nama jalan antara Indonesia dan Turki dibatalkan jika Turki ngotot memakai nama Attaturk sebagai nama jalan di Jakarta. Ia pun mewanti-wanti Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia di Ankara, Lalu Muhammad Iqbal, agar mengkaji betul usulan nama jalan dari Turki sebelum ditetapkan di Indonesia.
Kemal Attaturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
ADVERTISEMENT
“Ambassador M Iqbal jangan ceroboh membarter nama jalan pendiri pemahaman sekularisme di Turki. Tanpa diberi nama jalan, hampir seluruh negara yang saya kunjungi sangat kenal dengan Sukarno,” tandasnya.
Dinasti Turki Utsmani adalah kerajaan terakhir dalam peradaban Turki. Saat itu panglima perang sekaligus pemimpinnya adalah Sultan Mehmet II. Runtuhnya Turki Utsmani sekaligus mengakhiri peradaban Islam di dunia.
Pada titik inilah Mustafa Kemal Ataturk memulai ide gagasan Turki sebagai negara sekuler. Perlahan satu persatu simbol agama ia ganti dengan simbol peradaban modern.