Alasan Budiman Sudjatmiko Tak Setuju Papua Pisah dari RI

21 September 2019 16:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budiman Sudjatmiko (kiri) saat menhadiri Diskusi Nasionalism and Separatism Question on Papua di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (21/9). Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Budiman Sudjatmiko (kiri) saat menhadiri Diskusi Nasionalism and Separatism Question on Papua di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (21/9). Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Budiman Sudjatmiko tak sepakat Papua berpisah dari Republik Indonesia. Ia mengaku tak dapat membayangkan jika Papua berpisah dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Bila hanya bicara soal pemisahan diri, saya tidak bisa membayangkan Indonesia yang didirikan dengan niat baik ini, yang sudah dibajak dan dikhianati oleh sebagian elitenya, kemudian seluruh bangsa, seluruh saudara, seluruh kerabat, yang hanya karena berbeda suku agama, dan ras berkelahi," ujar Budiman dalam acara debat dengan Dandhy Dwi Laksono dengan tajuk 'Nasionalism and Separatism Question on Papua' di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (21/9).
Budiman ialah anggota DPR dari PDIP. Sementara Dandhy merupakan mantan jurnalis yang kini mendirikan WatchdoC Documentary Maker.
Budiman Sudjatmiko saat diwawancara di kantor Google Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Budiman menyebutkan, NKRI merupakan modal awal Indonesia yang mutlak dan perlu. Sehingga, dia menilai, separatisme Papua tentu harus dicegah. Sebab, modal awal suatu bangsa tentu harus dijaga.
"Dalil saya adalah NKRI adalah modal awal yang mutlak perlu. NKRI modal awal yang mutlak perlu. Saya tidak bisa membayangkan modal awal yang mutlak perlu dipecah. Itu posisi saya kenapa menolak. Bahwa modal awal ini harus dirundingkan lagi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyatakan menolak NKRI sebagai harga mati. Menurutnya, NKRI merupakan awalan dari Indonesia, bukan sebagai garis finish. Sehingga, menurutnya, NKRI bukanlah harga mati, melainkan modal awal dari Indonesia.
"Beda dengan NKRI harga mati seolah dianggap benda mati. Bagi saya NKRI adalah awal yang perlu bukan tugas-tugas manusia lain. Saya menolak NKRI harga mati, saya melihat NKRI modal awal yang mutlak dan perlu. Itu posisi saya," lanjutnya.
"Prestasinya bukan ketika dia jaga tetap utuh. Bukan itu. itu adalah selmah-lemahnya kewarasan. Selemah-lemahnya nasionalisme adalah menjaga NKRI itu ada. Bagi saya itu lemah. Bagi saya NKRI adalah modal awal yang mutlak titik, kemudian dia bukan garis finish, garis start. Kok kita mulai dari situ, ke dalam kita benai mau kita apakan modal awalnya. kalau dipecah, dia menghujam balik kita back fire," lanjutnya.
ADVERTISEMENT