Akhir Kisah Ibu Hamil Ditolak RSUD Subang hingga Meninggal

10 Maret 2023 7:57 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RSUD Ciereng Subang, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
RSUD Ciereng Subang, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurnaesih (39) ibu hamil yang mau melahirkan ditolak oleh Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Ciereng Subang. Kurnaesih akhirnya dibawa keluarganya ke rumah sakit lain di daerah Bandung, tapi dia dan bayi di kandung meninggal di perjalanan, Kamis (16/2).
ADVERTISEMENT
Keluarga menyebut, pasien ditolak karena alasan ruangan penuh dan tidak membawa surat rujukan dari puskesmas.
"Pertama, datang ditanya rujukan, padahal istri saya butuh segera ke ICU karena kondisinya sudah kritis harus segera ke ICU. Kemudian perawat bilang ICU penuh, silakan cari rumah sakit lain," kata suami Kurnaesih, Juju Junaedi, saat ditemui awak media (5/3).
Kasus ini menyedot atensi publik soal ruwetnya administrasi tanpa mendahulukan keselamatan pasien.
Juju Junaedi (46), suami Kurnaesih, ibu hamil yang meninggal usai ditolak RSUD di Subang. Foto: Dok Istimewa

Keluarga Maafkan

Akhirnya kasus ini berakhir damai. Juju Junaedi memilih menyelesaikan kasus itu secara kekeluargaan.
"Saya selaku suami korban dan keluarga sepakat telah berdamai dengan pihak RSUD dan kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Juju Junaedi, Rabu (8/3).
Juju juga mengatakan telah memaafkan pihak RSUD. Ia menganggap peristiwa itu sebagai musibah.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri ikhlas dan menerima semua kepedihan yang dialami istri saya dan menganggap semua ini musibah bagian dari takdir dari Allah SWT dan semua keluarga telah memaafkan pihak RSUD Subang," ucap Juju.
"Untuk itu, saya dan keluarga tidak akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum," imbuhnya.
Juju juga menambahkan, keputusan damai yang ia ambil itu karena pihak RSUD Subang dan Pemda Kabupaten Subang telah meminta maaf dan berjanji akan mengubah pelayanan RSUD Subang agar kejadian serupa tidak terulang.
"Saya berharap kejadian yang menimpa istri saya merupakan yang terakhir dan jangan terulang lagi di kemudian hari, cukup istri saya yang jadi korban jangan ada korban lainnya," tandasnya.
Bupati Subang H Ruhimat sidak ke RSUD Subang, Rabu (8/3/2023). Foto: Dok. Istimewa

Bupati Minta Tenaga Kesehatan Dievaluasi

Bupati Subang H. Ruhimat mengunjungi RSUD Subang usai kasus Kurnaesih viral. Ruhimat mengunjungi rumah sakit itu pada Selasa (7/3). Ia melihat langsung pelayanan di rumah sakit itu.
ADVERTISEMENT
"Saya datang ke sini ingin mengetahui secara langsung kegiatan pelayanan di RSUD Subang, yang selama ini banyak dikeluhkan dan dinilai buruk oleh masyarakat," ujar Ruhimat.
Ruhimat sempat mendatangi Ruang IGD RSUD Subang. Ia juga sempat berinteraksi dengan salah satu pasien kebidanan yang sedang diobservasi untuk dilakukan tindakan di Ruang PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif).
Dalam kesempatan itu Ruhimat meminta peristiwa Kurnaesih tidak terulang kembali.

Bupati Subang Minta Maaf

Ruhimat, minta maaf soal kasus ini. Ruhimat juga menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga keluarga Kurnaesih.
Ruhimat mengatakan peristiwa tersebut tidak ada unsur kesengajaan.
"Murni merupakan situasi yang sangat terdesak," kata dalam video yang dikutip, Kamis (9/3).
Ia menyebut, dalam kasus tersebut, seluruh tim medis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menangani pasien tersebut. "Karena kondisi saat itu ruang ICU dan PONEK penuh, sehingga peristiwa pahit ini terjadi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dia berjanji akan ada perbaikan pelayanan di RSUD Kabupaten Subang itu, sehingga peristiwa itu tak akan terjadi lagi.
"Terutama untuk peningkatan sumber daya manusia khususnya pelayanan RSUD Kabupaten Subang. Diharapkan tenaga medis di RSUD Subang bisa melayani masyarakat dengan baik, ramah, sopan dan tidak judes. Memberikan pelayanan yang mengenakan, sehingga kejadian ini, tidak terulang kembali," kata dia.

Cerita Bidan Euis, Dampingi Kurnaesih

Euis, bidan Desa Buniara, menjadi saksi kasus ibu hamil bernama Kurnaesih (39) yang meninggal setelah ditolak RSUD Subang. Kepada wartawan, Euis menceritakan kembali insiden yang terjadi Kamis, 16 Februari 2023 lalu itu.
"Sekitar pukul 18.30 WIB atau ba'da Maghrib, Pak Juju Junaedi datang ke tempat praktik saya membawa istrinya untuk periksa kehamilan istri yang sudah sembilan bulan," tutur Euis saat ditemui, Rabu (8/3).
ADVERTISEMENT
Namun, baru diperiksa, Kurnaesih muntah-muntah. Euis sempat mengira saat itu Kurnaesih hanya mual karena mau melahirkan karena secara fisik, pasiennya itu terlihat sehat.
"Tapi karena khawatir, takut terjadi sesuatu, saya bersama suami pasien langsung membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang. Sampai di Puskesmas sekitar pukul 19.30 WIB. Sampai di Puskesmas, pasien muntah-muntah lagi," lanjutnya.
Untuk memastikan kondisi Kurnaesih, Euis dan bidan yang berjaga di Puskesmas serta pihak keluarga langsung membawa Kurnaesih ke RSUD Subang. Saat itu mereka menggunakan ambulans milik Puskesmas Tanjungsiang.
"Saat itu pihak Puskesmas memberi tahu pihak RSUD Subang via telepon bahwa ada pasien yang mau melahirkan dirujuk ke RSUD. Untuk surat rujukan sendiri menyusul dan akan dibawa oleh pihak keluarga," ungkap Euis.
ADVERTISEMENT
Mereka tiba di RSUD Subang sekitar pukul 21.00 WIB, dan Kurnaesih langsung dibawa ke IGD. Setelah mendapatkan perawatan sebentar di IGD, Kurnaesih lalu dibawa ke ruangan khusus ibu melahirkan, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).
"Namun sayang, sampai di ruang PONEK, perawatnya malah ngomong, 'Ruangan PONEK penuh dan ICU juga penuh, silakan bawa pasien ke rumah sakit yang lain' tanpa ada pemeriksaan dari pihak perawat di ruang tersebut," ucapnya.
Euis juga mengaku sempat adu mulut dengan perawat di PONEK agar Kurnaesih bisa diperiksa lebih dulu karena kondisinya sudah kritis. Namun permohonannya itu diabaikan oleh perawat di sana.
"Saat itu saya minta tolonglah kepada para perawat, cek dulu kesehatan pasien. Jauh-jauh saya bawa dari Tanjungsiang ke Subang hanya mendapat omongan rumah sakit penuh, bukannya diperiksa dulu," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Saat itu, karena merasa kecewa dan bingung, Euis mencoba mengobrol dengan pihak keluarga pasien. Ia menanyakan bagaimana jika Kurnaesih dibawa ke rumah sakit lain karena di RSUD Subang penuh, dan pihak keluarga langsung setuju.
Kurnaesih akhirnya dirujuk ke rumah sakit lainnya di Bandung dengan ambulans milik Puskesmas Tanjungsiang. Tapi di tengah jalan, Kurnaesih kembali muntah-muntah dan akhirnya meninggal dunia sebelum sempat sampai ke rumah sakit.
"Jujur, saya merasa malu sekaligus kecewa. Kita sama-sama berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Cobalah kerja yang baik dan profesional karena pekerjaan kita sama-sama menyelamatkan nyawa manusia," pungkasnya.