Ajak Inggris, AS Luncurkan Misi Balas Dendam Hari Kedua Serang Houthi di Yaman

4 Februari 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah jet tempur diluncurkan dari kapal induk Angkatan Laut AS USS Dwight D. Eisenhower selama serangan terhadap apa yang oleh militer AS digambarkan sebagai sasaran militer Houthi di Yaman, Sabtu (3/2/2024). Foto: Angkatan Laut AS/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah jet tempur diluncurkan dari kapal induk Angkatan Laut AS USS Dwight D. Eisenhower selama serangan terhadap apa yang oleh militer AS digambarkan sebagai sasaran militer Houthi di Yaman, Sabtu (3/2/2024). Foto: Angkatan Laut AS/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amarah Amerika Serikat atas kematian tiga tentaranya yang terbunuh dalam serangan drone di perbatasan Yordania dengan Irak dan Suriah pekan lalu masih berlanjut.
ADVERTISEMENT
Dalam misi balas dendam hari kedua guna menyerang militan-militan pro-Iran, AS dan Inggris pada Sabtu (3/2) menyatukan kekuatan untuk menargetkan serangan ke puluhan titik kekuasaan militan Houthi di Yaman.
Adapun pada Jumat (2/2), gelombang pertama misi balas dendam AS telah menyerang lebih dari 85 lokasi di Irak dan Suriah yang terafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) — dan menewaskan hampir 40 orang.
Dikutip dari Reuters, Houthi dalam pernyataan resmi mengatakan, AS dan Inggris secara keseluruhan telah meluncurkan 48 serangan udara di dalam wilayah Yaman — 13 serangan di antaranya menargetkan Ibu Kota Sanaa dan Kegubernuran Sanaa, 11 serangan telah menghantam Kegubernuran Taiz dan 9 serangan di Kegubernuran Hodeidah.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengkonfirmasi peluncuran operasi militer hari kedua ini di Yaman. Dijelaskan bahwa serangan AS telah menghantam fasilitas penyimpanan senjata bawah tanah, sistem rudal, peluncur, dan sarana lain yang digunakan Houthi untuk menyerang kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah.
Rudal serangan darat (TLAM) Tomahawk diluncurkan dari kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke Angkatan Laut AS USS Gravely terhadap apa yang oleh militer AS digambarkan sebagai sasaran militer Houthi di Yaman, Sabtu (3/2/2024). Foto: Angkatan Laut AS/via REUTERS
Tanpa menyinggung perihal kematian ketiga prajurit AS di Yordania — yang diklaim Presiden Joe Biden dilakukan oleh militan pro-Iran, Pentagon dalam pernyataannya menegaskan serangan terbaru ini adalah bentuk ancaman untuk Houthi supaya berhenti mencelakai pelayaran internasional di Laut Merah.
"Tindakan kolektif ini mengirimkan pesan yang jelas kepada Houthi bahwa mereka akan terus menanggung konsekuensi lebih lanjut jika mereka tidak mengakhiri serangan ilegal mereka terhadap pelayaran internasional dan kapal-kapal angkatan laut," jelas Menhan AS Lloyd Austin dalam pernyataan Pentagon.
ADVERTISEMENT
Beberapa jam sebelum serangan ke dalam Yaman diluncurkan, United States Central Command (Centcom) merilis pernyataan terpisah yang merinci soal serangan terhadap enam rudal jelajah yang dipersiapkan Houthi untuk menyerang kapal-kapal di Laut Merah.
"Ini bukan eskalasi. Kami telah berhasil menargetkan peluncur dan tempat penyimpanan yang terlibat dalam serangan Houthi, dan saya yakin bahwa serangan terbaru kami telah semakin menurunkan kemampuan Houthi," ujar Menhan Inggris Grant Shapps.
Houthi — militan yang menguasai sebagian besar wilayah di Yaman, mengatakan serangan terhadap kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah merupakan bentuk solidaritas mereka atas penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Sebuah jet tempur diluncurkan dari kapal induk Angkatan Laut AS USS Dwight D. Eisenhower selama serangan terhadap apa yang oleh militer AS digambarkan sebagai sasaran militer Houthi di Yaman, Sabtu (3/2/2024). Foto: Angkatan Laut AS/via REUTERS
Namun, AS dan sekutunya tak menghiraukan argumen Houthi dan memandang tindakan mereka sebagai ancaman bagi rute pelayaran dan perdagangan internasional. Pandangan AS ini didukung oleh beberapa negara Barat termasuk Australia, Kanada, Bahrain, dan Denmark.
ADVERTISEMENT
Merespons serangan terbaru AS ke dalam wilayah kekuasaannya, Houthi mengancam bakal ada serangan balasan yang mengiringi tindakan tersebut. "Serangan AS tidak akan berlalu tanpa tanggapan dan konsekuensi," ungkap juru bicara Houthi, Yahya Sarea.
Houthi juga menegaskan bahwa intervensi AS beserta sekutunya tak akan menghentikan misi mereka di Laut Merah. "Serangan-serangan ini tidak akan menghalangi kami dari sikap bermoral, religius, dan kemanusiaan kami untuk mendukung rakyat Palestina yang tangguh di Jalur Gaza," jelas Sarea.