Ahli Biomolekuler Anjurkan Suntikan Ketiga Pakai Vaksin Beda: Bisa Perkuat Imun
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Indonesia saat ini telah menggunakan vaksinasi Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Pada Mei lalu, juru bicara vaksinasi COVID-19, dr. Siti Nadia Tarmizi, telah menyampaikan Indonesia akan kedatangan vaksin Pfizer pada Juli mendatang.
Sejumlah ahli mengatakan penggunaan vaksin berbeda seperti Pfizer dan Moderna dapat dilakukan di penyuntikan ketiga. Hal ini dinilai tidak akan menimbulkan masalah yang serius karena setiap vaksin punya stimulasi imun yang berbeda-beda.
"Secara teori tidak ada masalah bahkan mungkin sangat baik karena stimulasi sistem imunnya (setiap vaksin) berbeda-beda," jelas peneliti vaksin dan juga CEO Lipotek, Dr. Ines Atmosukarto, pada kumparan, Sabtu (12/6).
Ines merupakan pemegang gelar doktor molekuler dan biologi seluler dari Universitas Adelaide, Australia. Ia kini mengepalai Lipotek, sebuah rintisan usaha peneliti tentang obat dan vaksin yang berbasis di Australia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penyuntikan dosis ketiga dengan vaksin yang berbeda dianjurkan sebagai bentuk perluasan juga perkuatan respons imun tubuh penerimanya. Namun hal itu dianjurkan apabila ketersediaan dosis vaksin telah mencukupi hingga dosis kedua bagi seluruh target penerima vaksinasi.
"Karena itu dianjurkan apabila bisa memungkinkan dan apabila memang tersedia extra doses dalam arti semua target sudah mendapat lengkap dua dosis vaksin apa pun. Makanya dianjurkan booster dengan vaksin yang berbeda untuk memperluas dan memperkuat respons imun," tambah Dr. Ines.
Saat ini pemerintah Indonesia masih terus berupaya untuk melakukan percepatan vaksinasi. Dari total target penerima vaksinasi sebanyak 181,5 juta orang, per 11 Juni 2021, baru 19.669.968 orang yang menerima vaksin dosis pertama. Sedangkan dosis kedua baru diterima 11.525.638 orang.
ADVERTISEMENT