Agar Lahir Generasi Emas, Mendes Prioritaskan Penurunan Prevalensi Stunting NTT

17 Agustus 2022 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat kunjungan Kerja ke Desa Tubu, Kec. Bikomi Niluat, Kab. Timor Tengah Utara untuk menyerahkan bantuan pengembangan BUMDes Pala Opat, dan pelunduran Kopi Tubu produksi Bumdes Pala Opat, Selasa (16/08/22). Foto: Sigit Purwanto / Humas Kemendes
zoom-in-whitePerbesar
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat kunjungan Kerja ke Desa Tubu, Kec. Bikomi Niluat, Kab. Timor Tengah Utara untuk menyerahkan bantuan pengembangan BUMDes Pala Opat, dan pelunduran Kopi Tubu produksi Bumdes Pala Opat, Selasa (16/08/22). Foto: Sigit Purwanto / Humas Kemendes
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akses pangan yang bergizi di tingkat rumah tangga masih menjadi salah satu permasalahan utama tingginya prevalensi balita stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, selain peningkatan kesejahteraan dan akses pangan, diperlukan edukasi dan sosialisasi gizi anak kepada keluarga agar mencapai keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan.
Hal demikian disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dalam kunjungan kerjanya di Desa Tubu, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT pada Selasa (16/8/2022).
"Kami dari Kementerian Desa punya perhatian khusus, terkait dengan penurunan stunting. Karena kami ingin warga NTT semakin hari makin cerdas, makin pintar, dan kami ingin lahir tokoh-tokoh nasional dari Nusa Tenggara Timur, dan kuncinya cuma satu yaitu makan makanan bergizi dan tekun belajar" ungkap Doktor Honoris Causa asal UNY ini.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat kunjungan Kerja ke Desa Tubu, Kec. Bikomi Niluat, Kab. Timor Tengah Utara untuk menyerahkan bantuan pengembangan BUMDes Pala Opat, dan pelunduran Kopi Tubu produksi Bumdes Pala Opat, Selasa (16/08/22). Foto: Sigit Purwanto / Humas Kemendes
Pada perjalanan menuju Desa Tubu, ada hal yang membuat menteri yang akrab disapa Gus Halim ini prihatin dengan calon generasi di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat menyaksikan fakta beberapa anak di bawah umur lebih senang makan mi instan daripada makan beras atau ayam. Sebab menurutnya, itu merupakan kebiasaan yang buruk apalagi dilakukan di usia dini.
"Ketika saya jalan kesini tadi melihat beberapa anak kecil makan mi instan, lalu saya tanya enak makan mi atau beras? ternyata banyak yang milih makan mi instan. Jangan-jangan lebih milih makan mi instan daripada ayam," papar Gus Halim.
Dengan fakta tersebut, maka Gus Halim mengajak seluruh elemen masyarakat Desa untuk mengubah pola makan mereka secara komprehensif. Mulai dari beternak dan bertani yang dapat memberikan manfaat positif terhadap peningkatan gizi mereka.
"Saya mengajak kepada kita semua, pola makannya harus kita tata secara menyeluruh . Karena banyak makanan di sekitar kita yang jauh lebih bergizi daripada makan mi instan. Perbanyaklah ternak ayam, tanam pohon kelor. Itu sangat penting untuk menurunkan stunting," ungkap mantan Ketua DPRD Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat kunjungan Kerja ke Desa Tubu, Kec. Bikomi Niluat, Kab. Timor Tengah Utara untuk menyerahkan bantuan pengembangan BUMDes Pala Opat, dan pelunduran Kopi Tubu produksi Bumdes Pala Opat, Selasa (16/08/22). Foto: Sigit Purwanto / Humas Kemendes
Gus Halim pun yakin desa-desa akan lebih mudah menangani stunting di desa, apalagi didukung dengan data desa berbasis SDGs Desa yang berbasis individu dan rumah tangga.
“Data desa yang dikumpulkan relawan desa itu bisa langsung merujuk pada keluarga dan individu penderita stunting, sehingga penanganannya akan lebih mudah” jelas Gus Halim.
Dalam kunjungannya, Gus Halim juga menyempatkan berkunjung ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pala Opat yang dimiliki Desa Tubu. Menurutnya, BUMDes merupakan motor penggerak yang efektif bagi desa untuk pengentasan kemiskinan dan menekan angka stunting.
Gus Halim mengingatkan bahwa titik tekan adanya BUMDes adalah untuk membuka akses pemerataan terhadap (income) ekonomi demi kesejahteraan masyarakat, bukan pada pendapatan Desa.
"Saya ucapkan selamat dengan berbagai macam gerakan yang diproduksi sejauh ini. Namun ingat, pada prinsipnya BUMDes itu untuk kesejahteraan masyarakat bukan semata-mata untuk pendapatan Desa," tambah Gus Halim.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat kunjungan Kerja ke Desa Tubu, Kec. Bikomi Niluat, Kab. Timor Tengah Utara untuk menyerahkan bantuan pengembangan BUMDes Pala Opat, dan pelunduran Kopi Tubu produksi Bumdes Pala Opat, Selasa (16/08/22). Foto: Sigit Purwanto / Humas Kemendes
Walau demikian, Gus Halim mengapresiasi eksistensi BUMDes yang semakin hari makin bermanuver di berbagai jenis produk yang dimiliki di Desa Tubu.
ADVERTISEMENT
Melihat beberapa varian produk yang diluncurkan, Gus Halim pun dengan tegas meminta para jajarannya untuk membantu produk BUMDes tersebut mendapatkan status HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) agar produk yang lahir dari sentuhan tangan kreatif warga Desa Tubu tak mudah diklaim dan diadopsi oleh bangsa lain.
"Untuk menjaga produk ini agar tetap menjadi hak dan kekayaan masyarakat Desa ini, maka saya akan meminta kepada jajaran kami untuk membantu memperkuat status kepemilikan produk ini supaya bersertifikat HAKI, dan saya minta agar diproses secepatnya ke Kemenkumham," pungkas Gus Halim.
Hadir mendampingi Gus Halim, Dirjen PEID Harlina Sulistyorini, Kepala BPI Ivanovich Agusta, dan Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto.
ADVERTISEMENT