Ade Armando Unggah Aksi Turunkan Jokowi, Kabem UI Nonaktif Melki Bantah Inisiasi

30 Januari 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ade Armando gabung PSI. Foto: YouTube/PSI
zoom-in-whitePerbesar
Ade Armando gabung PSI. Foto: YouTube/PSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politikus PSI Ade Armando mengunggah soal adanya rencana aksi demonstrasi 'Geruduk Istana' bertajuk Sidang Istimewa untuk menurunkan Presiden Jokowi, pada 1 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
Dalam poster yang diunggah, ada nama-nama kampus ternama di bawahnya.
Termasuk salah satunya Universitas Indonesia. Bahkan, nama Ketua BEM UI nonaktif Melki Sedek Huang ditulis sebagai contact person.
"Kubu yang bakal kalah udah kalap. Mahasiswa pun digerakkan. Tapi apa iya bisa ngumpulin 100 ribu?" cuit Ade Armando dikutip di akun X pribadinya.
kumparan pun mengkonfirmasi Melki untuk menanyakan perihal isu tersebut. Melki membantah sepenuhnya.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang. Foto: Dok. Pribadi
"Gue tidak tahu menahu soal gerakan ini karena lagi fokus di Forum Anomali yang membuat gue dan teman-teman masih di Jawa Timur hari ini," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (30/1).
Ia mengaku tak tahu juga kenapa ada nomor HP-nya yang tercatat di poster tersebut. Menurutnya, pola 'hoaks' seperti ini sudah biasa ia hadapi selama menjabat Ketua BEM UI.
ADVERTISEMENT
"Pola seperti ini biasa dilakukan sepanjang tahun 2023, ketika jadi Ketua BEM UI, ada puluhan flyer seperti ini bawa-bawa nama dan nomor gue tapi aksinya enggak ada," tutur dia.
Melki pun mendalami kenapa isu ini berulang. Motifnya pun diyakininya berbeda-beda.
"Ada yang memang benar melakukan aksi, tapi butuh menghadirkan keramaian massa. Jadi bawa-bawa nama kampus dan organisasi lain agar terlihat ramai. Padahal menurut gue, keramaian tidak selalu jadi parameter keberhasilan gerakan," urai mahasiswa FH UI itu.
Di sisi lain, Melki menyebut, ada juga yang enggak ingin demo atau aksi tapi memberi surat pemberitahuan ke polisi dan membuat flyer palsu.
"Agar dihubungi aparat keamanan memanfaatkan aparat keamanan dan diberikan uang oleh aparat agar 'tidak aksi', padahal emang enggak," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Enggak papa, apa pun niatnya, semoga pelaku yang mencatut diberikan rezeki melimpah. Jangan nge-judge karena latar belakang dan kebutuhan orang beda-beda. Risiko menjadi pimpinan organisasi ya begini," tutupnya.