44 Warga Sipil dan 2 Anggota TNI Tewas Selama Kerusuhan di Papua

26 November 2019 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Papua Irjen Pol Paulis Waterpaw di Wisma Bhayangkari. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Papua Irjen Pol Paulis Waterpaw di Wisma Bhayangkari. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polda Papua menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan adat dalam rangka menciptakan situasi yang tertib dan kondusif di salah satu hotel di Kotaraja, Jayapura, Selasa (26/11).
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu dihadiri oleh Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, dan Sekda Papua Heri Dosinaen.
Dalam sambutannya Paulus memaparkan berbagai insiden kerusuhan yang terjadi pada Agustus lalu di Wamena, Jayapura, dan Deiyai. Akibat peristiwa itu, setidaknya 44 warga sipil tewas dan dua anggota TNI gugur.
"Dalam berbagai insiden terungkap 44 warga sipil meninggal yang tersebar di Wamena, Deiyai, dan Jayapura. Dua anggota TNI meninggal, sedangkan yang luka tercatat 146 warga sipil 18 anggota TNI-Polri," kata Paulus dikutip dari Antara.
Dalam kerusuhan itu juga terjadi aksi pembakaran dan perusakan ratusan bangunan dan kendaraan baik roda empat serta roda dua. Paulus mengatakan, para pelaku kerusuhan sudah diproses hukum.
ADVERTISEMENT
“Saat ini pemerintah sedang mengupayakan rehabilitasi dan rekonsiliasi guna membantu masyarakat yang menjadi korban aksi anarkis serta memproses para pelakunya,” ucap Paulus.
Sementara mengenai kasus dugaan rasisme yang terjadi di Surabaya yang menyebabkan ribuan mahasiswa asal Papua pulang, saat ini sudah ditangani Polrestabes Surabaya. Dalam kasus itu tiga orang sudah dijadikan tersangka dan ditahan.
Kondisi gedung DPRD Papua Barat yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Foto: ANTARA FOTO/Tomi/pras
Lebih jauh, Paulus berharap agar situasi yang sudah kondusif di Papua dan sekitarnya tetap dijaga. Ia juga meminta bantuan dari tokoh agama dan adat untuk menyampaikan kepada masyarakat.
“Para tokoh masyarakat yang hadir harus memberi tahu ke warga lainnya agar mereka tahu awal insiden yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu,” tutur Paulus.