4 Anak di Kabupaten Bogor Meninggal Dunia Karena DBD

24 Februari 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti, vektor demam berdarah dengue. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti, vektor demam berdarah dengue. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat ada ratusan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kabupaten Bogor, Adang Mulyana. Dia menyebut, ada peningkatan jumlah kasus sejak akhir tahun 2023 tepatnya pada bulan Desember.
Secara rinci Adang menjelaskan, untuk kasus bulan Desember sebanyak 278 kasus. Kemudian Januari 255 dan Febuari sebanyak 137 kasus.
"Jadi total periode Januari sampai Februari tahun ini ada sebanyak 392 kasus DBB. Dengan kasus meninggal sebanyak 4 orang," ujarnya saat dihubungi kumparan, Sabtu (24/2).
Adang menambahkan, sebaran kasus DBD tertinggi tersebar di 5 kecamatan di Kabupaten Bogor.
Di antaranya Kecamatan Nanggung 28 kasus, Kecamatan Cibungbulang 28 kasus, Kecamatan Pamijahan 27 kasus, Kecamatan Cileungsi 27 kasus, kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Jonggol 25 kasus.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk 4 orang yang meninggal akibat DBD tersebut tersebar di 4 kecamatan yakni usia 6 tahun di Kecamatan Babakan Madang, usai 8 tahun di Kecamatan Rancabungur, usia 8 tahun di kecamatan Cijeruk dan 13 tahun di Kecamatan Cibinong.
"Semua kasus meninggal sudah menjalani perawat di rumah sakit," katanya.
Petugas fogging melakukan pengasapan mandiri di kawasan pemukiman padat di Jakarta, Rabu (25/5). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dinkes Kabupaten Bogor melakukan upaya di lokasi kasus meninggalnya warga kabupaten Bogor itu dengan cara, penyuluhan, PSN, Larvasida dan Fogging Fokus.
Lebih lanjut, kata Adang, Cuaca terkadang hujan serta panas (Panca Roba) menyebabkan perindukan atau tempat bertelur nyama menyebabkan genangan air sangat banyak dan akhirnya menetas secara bersamaan.
"Upaya paling penting PSN dengan gerakan bersama seluruh masyarakat. Kalau fogging dengan populasi yang yanf cukup tinggi dan sebaran yang luas hampir semua wilayah sepertinya tidak akan optimal mengendalikan populasi nyamuk Aedes seperti ini,"ungkapnya
ADVERTISEMENT