25 Ribu Orang Hadiri Pemakaman Jurnalis Pakistan yang Dibunuh di Kenya

28 Oktober 2022 11:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pelayat berkumpul di sekitar peti mati jurnalis Pakistan Arshad Sharif, yang ditembak mati oleh polisi di Kenya, selama upacara pemakamannya di masjid Faisal di Islamabad, Kamis (27/10/2022). Foto: Ghulam Rasool/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pelayat berkumpul di sekitar peti mati jurnalis Pakistan Arshad Sharif, yang ditembak mati oleh polisi di Kenya, selama upacara pemakamannya di masjid Faisal di Islamabad, Kamis (27/10/2022). Foto: Ghulam Rasool/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 25 ribu orang memberikan penghormatan terakhir kepada jurnalis Pakistan Arshad Sharif yang ditembak mati pada Kamis (27/10). Sharif menjadi korban salah tembak oleh kepolisian Kenya pada Minggu lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Associated Press, Sharif bersama warga Pakistan lainnya Khurram Ahmed mengendarai sebuah mobil yang diduga berhubungan dengan pelaku penculikan anak. Polisi pun melakukan pengejaran dan penembakan terhadap mobil tersebut yang menyebabkan Sharif tewas.
Atas kejadian tersebut Kepolisian Kenya menyatakan sangat menyesal. Mereka juga mengaku kematian Sharif sebagai insiden salah tembak.
Para pelayat berkumpul di sekitar peti mati jurnalis Pakistan Arshad Sharif, yang ditembak mati oleh polisi di Kenya, selama upacara pemakamannya di masjid Faisal di Islamabad, Kamis (27/10/2022). Foto: Ghulam Rasool/AFP
Jasad Sharif dipulangkan pada Selasa (25/10) pagi. Puluhan ribu orang memenuhi pemakaman jurnalis yang kerap kali mengkritisi pemerintahan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif.
Reuters melaporkan bahwa Sharif pernah dekat dengan kekuatan militer Pakistan, sebelum akhirnya berubah menjadi kritikus sengit pascapelucutan pemerintahan mantan Perdana Menteri Khan pada April lalu.
Seruan “Revolusi” terus digaungkan oleh para pelayat selama proses pemakaman yang berlangsung di Masjid Faisal Islamabad. Mereka juga membawa atribut seperti bendera Pakistan dan partai politik Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).
Para pelayat berkumpul di sekitar peti mati jurnalis Pakistan Arshad Sharif, yang ditembak mati oleh polisi di Kenya, selama upacara pemakamannya di masjid Faisal di Islamabad, Kamis (27/10/2022). Foto: Ghulam Rasool/AFP
Banyak yang mengkritisi kematian misterius tersebut berhubungan dengan pemerintah Pakistan. Salah satu masyarakat Pakistan yang hadir, Mourner Qaiser Mustafa, meyakini bahwa pemerintahan dan militer di Pakistan harus bertanggung jawab atas kematian Sharif.
ADVERTISEMENT
"Dia berani dan jujur ​​dan seseorang yang mampu berbicara kebenaran kepada kekuasaan, dan mereka memutuskan untuk membungkamnya," kata Mustafa dikutip oleh Al Jazeera.
Tidak hanya anggota masyarakat, Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan juga menuntut penyelidikan segera atas kematian Sharif karena dinilai mencurigakan.
“Catatan panjang dan suram tentang taktik kekerasan untuk membungkam jurnalis menjelaskan mengapa laporan pembunuhan jurnalis Arshad Sharif di Kenya telah mengirimkan gelombang kejutan melalui komunitas jurnalis. Pemerintah harus melakukan penyelidikan segera dan transparan mengenai keadaan kematiannya," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Merespons dugaan tersebut, otoritas Pakistan membentuk komite penyelidikan yang bertugas menyelidiki kematian Sharif. Letnan Jenderal Babar Iftikhar mengatakan untuk tidak membuat asumsi atas kematian Sharif.
“Harus ditentukan siapa sebenarnya yang diuntungkan dari pembunuhannya. Kita harus menunggu laporan dari komisi penyelidikan. Sampai laporan itu dirilis, tidak pantas untuk membuat tuduhan.” kata Iftikhar pada Kamis (28/10).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah mengatakan pemerintah belum dapat mengidentifikasi pelaku utama yang menyebabkan kematian Sharif.
"Sebelum membawa fakta yang dapat diverifikasi ke depan, saya tidak ingin menuduh siapa pun atas kejahatan ini," pungkasnya.
Penulis: Thalitha Yuristiana.