2 Skenario Menag Fachrul Razi soal Haji Saat COVID-19

8 April 2020 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas haji saat mendaki bukit Rumat, tempat perang Uhud di Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas haji saat mendaki bukit Rumat, tempat perang Uhud di Madinah. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaksanan ibadah haji yang akan digelar akhir Juli hingga awal Agustus 2020 terancam batal karena COVID-19, yang terjadi di hampir seluruh negara termasuk Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan dua skenario Kemenag menghadapi kemungkinan haji di tengah pandemi corona termasuk jika dibatalkan.
"Terkait dengan dilanjutkan atau dibatalkannya penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, Kementerian Agama telah menyiapkan dua skenario sebagai upaya mitigasi," ucap Fachrul Razi dalam rapat online dengan Komisi VIII, Rabu (8/4).
Skenario pertama ada dua kondisi. Yaitu haji dengan situasi dan jumlah jemaah yang normal sesuai jadwal. Maka Kemenag mengupayakan jemaah tetap sehat sejak berangkat sampai kembali ke Tanah Air.
Kondisi kedua adanya pembatasan kuota. "Skenario ini mengasumsikan haji tetap diselenggarakan tapi dengan pembatasan kuota akibat situasi di Arab Saudi yang masih berisiko atau jemaah berisiko," kata Fahrul Razi.
"Sekalipun penyelenggaraan haji tetap berjalan, kuota diperkirakan dikurangi hingga 50 persen dengan pertimbangan ketersediaan ruang yang cukup untuk mengatur social distancing," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Jika kondisi ini yang terjadi, maka Kemenag harus menyeleksi secara ketat jemaah dan petugas yang berhak berangkat tahun ini. Seleksi mempertimbangkan term and condition yang disepakati Indonesia dan Arab Saudi.
"Skenario kedua bila haji ditunda. Skenario ini menggunakan asumsi bahwa kondisi Arab Saudi belum memungkinkan untuk penyelenggaraan haji sebagaimana tahun-tahun sebelumnya," tutur Menag.
Maka Kemenag tentu tak bisa berbuat banyak jika Arab Saudi menutup pintu bagi jemaah dari seluruh negara. Menag berharap perubahan apa pun tidak terjadi mendadak.
"Kemenag tidak cukup waktu menyiapkan penyelenggaraan ibadah haji akibat cepatnya perubahan kebijakan Arab Saudi, atau pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak mengirimkam jamaah ibadah haji dengan alasan keselamatan atau keamanan," terang Menag.
ADVERTISEMENT
"Skenario disusun berfokus pada dampak yang ditimbulkan dari batalnya ibadah haji tahun ini," imbuhnya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!