Viral Anak Kena Bell's Palsy karena Kipas Angin, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

2 Oktober 2023 17:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
bayi dengan kipas angin Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
bayi dengan kipas angin Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pengguna TikTok @anisasyhro membagikan kisah anak balitanya yang mengalami bell's palsy. Dalam unggahannya, ibu tersebut mengaku anaknya terkena sindrom bell's palsy karena kipas angin yang digunakan hingga membuat setengah otot wajah putranya melemah.
ADVERTISEMENT
Ini bermula ketika ibu itu mengira anaknya mengalami tumbuh gigi, sehingga pipi sebelah kirinya membengkak. Lalu selang beberapa saat, ia menyadari pipi anaknya mulai kaku. Lalu ia mencari tahu di internet bahwa ciri-ciri yang dialami anaknya adalah bell's palsy.
Dan setelah diperiksa ke dokter spesialis anak, anaknya didiagnosis terkena bell's palsy. Menurut penuturannya, setiap malam ia dan anaknya memang tidur menggunakan kipas angin. Tiga hari kemudian ketika obat dari dokter harus disetop, ia minta rujukan dari puskesmas untuk membawa anaknya ke dokter spesialis saraf.
Dokter spesialis saraf pun menekankan bell's palsy pada anak bisa sembuh sendiri tanpa obat. Setelah lebih dari tiga minggu, anaknya pun mulai bisa menggerakkan wajahnya, seperti menangis, tersenyum, dan mengedip.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, beberapa orang menganggap terlalu sering terpapar kipas angin bisa menyebabkan bell's palsy. Tidak hanya pada orang dewasa, anak-anak pun juga dapat mengalaminya. Tetapi, benarkah bell's palsy disebabkan oleh penggunaan kipas angin atau AC yang berlebihan?

Terlalu Sering Terpapar Kipas Angin Sebabkan Bell's Palsy? Ini Penjelasan Dokter

Perlu dipahami bahwa bell's palsy adalah kondisi melemahnya otot-otot pada salah satu sisi wajah. Mayo Clinic melansir, kelemahan otot ini umumnya bersifat sementara, namun bisa berlangsung hingga beberapa minggu. Pada seseorang yang mengalaminya, ini akan membuat separuh wajahnya agak sulit untuk digerakkan.
Namun, anggapan terkena kipas angin terlalu lama menyebabkan bell's palsy ternyata tidak benar, Moms. Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus expert kumparanMOM, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, kondisi bell's palsy lebih disebabkan pada virus. Itu artinya, alih-alih kipas angin, gangguan virus itulah yang menyebabkan peradangan saraf di wajah seseorang.
Ilustrasi bell's palsy. Foto: evan_huang/Shutterstock
"Penyebabnya bukan dari kipas angin, akan tetapi paling banyak penyebabnya dari virus. Virus tersebut menyebabkan adanya peradangan di saraf yang memsarafi otot wajah. Biasanya virus itu menyerang di saluran nafas maupun telinga. Sehingga, jangan diasosialsikan penggunaan kipas angin menjadi penyebab anak dengan bell's palsy," ungkap dr Reza kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Dr. Reza menuturkan, bell's palsy terjadi saat saraf fasialis --otot yang mempersarafi otot wajah-- mengalami peradangan. Sehingga, anak dengan kondisi ini akan kesulitan untuk mengangkat alis, menutup kelopak mata dan mengangkat mulutnya. Terkadang juga disertai dengan kondisi mata yang kering, nyeri telinga, hingga hilang sensasi rasa di lidah.
"Hampir kebanyakan bell's palsy spontan akan menghilangkan sekitar 4-6 minggu. Dan dari beberepaa literaltur bisa sampai 6 bulan," ucap dia.
Dilihat dari jenisnya, terdapat dapat dua jenis bell's palsy yang bisa terjadi yaitu complete dan incomplete. Dan yang biasa dialami anak-anak berjenis incomplete, atau virus tersebut hanya akan mengenai 1-2 saraf saja. Dan bell's palsy jenis ini umumnya akan sembuh dengan sendirinya dan tidak akan menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Sehingga, bisa disimpulkan kipas angin maupun AC bukanlah penyebab bell's palsy. Meski begitu, Dr. Reza mengingatkan orang tua agar tidak membuat anak terlalu sering terpapar kipas angin.
"Sebenarnya diperbolehkan penggunaannya untuk anak, agar memberikan rasa nyaman terutama pada saat ia tidur. Dan yang bisa dilakukan adalah jangan memberikan arah angin dari kipas angin atau AC secara langsung mengenai bagian tubuh atau wajah anak," pungkasnya.