Risiko Melahirkan di Bawah Usia 21 Tahun

2 Desember 2020 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jangan melahirkan terlalu muda! Anda tak asing dengan anjuran ini, bukan? Tak sekadar anjuran, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahkan terus mengkampanyekannya. BKKBN menyebut batas usia minimum bagi wanita untuk hamil adalah 21 tahun.
ADVERTISEMENT
Tapi apa sebenarnya alasan dari batas usia ini?

Mengapa Melahirkan di Bawah Usia 21 Tahun Berisiko

Mengapa Melahirkan di Bawah Usia 21 Tahun BerisikoFoto: Shutterstock
Laman resmi BKKBN Jawa Barat melansir, kehamilan wanita di bawah usia 21 tahun rentan dengan berbagai kemungkinan mulai dari anak yang lahir dalam kondisi stunting, hingga meningkatkan angka kematian ibu akibat melahirkan.
Hal ini dikarenakan wanita berusia 16 – 20 tahun, memiliki kontur panggul yang relatif belum elastis untuk melahirkan. Padahal untuk melahirkan seorang bayi, panggul wanita membutuhkan pelebaran di panggul minimal 10 centimeter untuk mengeluarkan bayi dari rahim ibunya.
Ketika kondisi panggul wanita tidak mampu dan justru di paksakan untuk melahirkan, pendarahan hebat akan terjadi dan berakibat fatal hingga dapat berujung kepada kematian sang ibu.
ADVERTISEMENT
Kita juga perlu tahu, semakin muda usia ibu, semakin besar risiko yang mengancam ibu maupun bayi.

Berbagai Risiko Kehamilan dan Persalinan di Usia Dini

Berbagai Risiko Kehamilan dan Persalinan di Usia Dini Foto: Shutterstock
Mengutip laman WHO, sekitar 12 juta anak perempuan berusia 15–19 tahun dan setidaknya 777.000 anak perempuan di bawah 15 tahun melahirkan setiap tahun di wilayah berkembang termasuk Indonesia.
Anak perempuan yang hamil di usia 10–19 tahun menghadapi risiko eklampsia, endometritis nifas, dan infeksi sistemik yang lebih tinggi daripada wanita berusia 20 hingga 24 tahun.
Tak hanya itu, kompilkasi selama kehamilan dan persalinan menjadi penyebab utama kematian anak perempuan di usia 15-19 tahun di seluruh dunia.
Sementara bayi dari ibu remaja menghadapi risiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan kondisi neonatal yang parah.
ADVERTISEMENT
Itulah kenapa, kehamilan remaja atau di bawah usia 21 tahun menjadi masalah global yang perlu menjadi perhatian kita semua.