Prosedur Pemeriksaan COVID-19 pada Anak

27 Juni 2020 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa pun bisa terkena COVID-19, termasuk juga pada bayi dan anak. Sehingga, sebagai orang tua, Anda pun harus waspada dengan gejala-gejala yang mungkin dialami si kecil. Selain itu, tak ada salahnya juga bila Anda mencari tahu, bagaimana prosedur pemeriksaan hingga penanganan anak yang terinfeksi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, hal pertama yang perlu Anda pahami bila si kecil mengalami gejala COVID-19, seperti batuk, demam, dan sesak napas adalah membawanya ke dokter untuk melakukan skrining khusus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami oleh anak Anda. Demikian yang dikatakan Dokter Spesialis Anak Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis, dr. Ari Prayitno, Sp.A(K).
"Mereka akan screening ditangkap, dicurigai dan akan diperiksa sampai terbukti itu COVID-19 atau bukan. Jadi gejala terbanyak kan demam dengan batuk, ya kan. Hampir 40 persennya kira-kira. Tapi gejalanya bisa yang lain. Namun, kebanyakan gejalanya berkaitan dengan saluran napas," ujar dr. Ari, saat dihubungi kumparanMOM, belum lama ini.
Lantas, bagaimana prosedur tes virus corona pada anak?
Ilustrasi anak sakit Foto: Shutterstock
Moms, prosedur tes corona pada anak sama dengan orang dewasa, yaitu dengan melakukan rapid test, hingga PCR atau swab tenggorokan. Dokter juga akan menanyakan kepada orang tua apakah si kecil memiliki penyakit bawaan.
ADVERTISEMENT
Bila anak terbukti positif COVID-19, hal tersebut akan memengaruhi penanganan dan perawatannya di rumah sakit. Ya, bila anak juga memiliki penyakit bawaan yang cukup gawat, maka ia tentunya akan mendapat perawatan ketat selama di rumah sakit.
"Kalau kondisinya sangat berat sehingga harus dirawat di ICU, maka dirawat di ICU dan harus dengan perawatan intensif kemudian harus dipantau. Tapi, ada juga yang ruang perawatan biasa yang enggak perlu dukungan ventilator, enggak perlu monitor ketat," jelasnya.
Sedangkan, jika si kecil tidak punya penyakit bawaan dan kondisinya terbilang tidak terlalu parah, ia bisa bergabung dengan pasien anak positif COVID-19 lainnya. Tentunya, pasien anak tersebut dikelompokkan dengan kondisi yang sama.
ADVERTISEMENT
"Kalau kira-kira tidak memerlukan tindakan khusus atau monitoring khusus bisa satu kamar ada beberapa bed. Tergantung level dari penyakit tersebut yang diderita. Tapi kalau level dari pasien itu punya risiko penyebarannya lebih besar itu enggak boleh dicampur dengan pasien lain. Ditaruh di ruangan khusus," sambungnya.
Lantas, apakah orang tua diperbolehkan mendampingi anak positif COVID-19 yang dirawat di rumah sakit?
com-Ilustrasi anak yang sedang sakit. Foto: Shutterstock
Ya, si kecil boleh didampingi oleh satu orang pendamping, baik ayah atau ibunya. Meski demikian, menurut dr. Ari harus dilihat dari kondisi anak terlebih dahulu. Misalnya, bila ia diisolasi khusus karena kondisinya yang gawat, maka biasanya tidak diperbolehkan ada pendamping di ruangan.
Namun, apabila si kecil hanya perlu dirawat di ruang perawatan biasa, maka boleh ada pendamping dari pihak keluarga. Dengan catatan, pendamping tersebut tidak diperbolehkan keluar-masuk ruangan selama anak masih dalam isolasi ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Yang terpenting juga, pendamping yang menemani anak di ruangan diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar, seperti masker, sarung tangan, face shield, sepatu boots, hingga hazmat.
"Kalau ruang perawatan biasa yang membutuhkan tindakan kritis itu orang tuanya bisa masuk dengan catatan orang tuanya tidak boleh keluar masuk. Jadi dia di ruangan itu, pake baju khusus ada prosedur-prosedurnya. Jadi anak bisa dibantu dan dijaga orang tuanya, yang penting orang tuanya tidak pindah-pindah ruangan," ujarnya.