Perempuan Lebih Rentan Osteoporosis, Bagaimana Cara Mencegahnya?

1 Oktober 2021 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi sebagian besar perempuan, menjadi seorang ibu merupakan momen berharga, sekaligus pekerjaan yang tidak bisa dianggap enteng. Bagi ibu yang masih bekerja, ia harus bisa membagi waktu untuk mengerjakan tugas kantor, mengurus keluarga, hingga menemani kegiatan anak.
Ibu rumah tangga juga punya tanggung jawab yang sama besarnya, apalagi bila si kecil masih berada di masa pertumbuhan. Seorang ibu harus sigap mendampingi anak dalam setiap kegiatannya dan tumbuh kembangnya, mulai dari bermain hingga belajar.
Di sisi lain, tak sedikit juga ibu yang kerap menghadapi berbagai kekhawatiran di tengah kegiatannya mengurus keluarga. Salah satunya mengenai risiko penurunan kekuatan tulang seiring dengan bertambahnya usia. Apa Anda juga begitu?
Ya Moms, tahukah Anda bahwa perempuan lebih rentan terkena osteoporosis atau berkurangnya kepadatan tulang dibandingkan laki-laki?
Menurut data International Osteoporosis Foundation, 1 dari 3 wanita berusia di atas 50 tahun lebih berisiko patah tulang akibat osteoporosis dibandingkan laki-laki. Selain itu, 68 persen dari total penderita osteoporosis di dunia adalah perempuan.
Ada beberapa faktor yang jadi penyebab banyaknya perempuan mengalami osteoporosis saat memasuki usia paruh baya. Di antaranya kurang aktivitas fisik, gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol, hingga kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Selain faktor gaya hidup, ternyata hormon perempuan juga memegang peranan penting terhadap menurunnya kepadatan tulang. Dilansir Women’s Health, saat memasuki masa menopause, produksi hormon estrogen di ovarium pun akan ikut menurun. Beberapa perempuan bahkan bisa kehilangan 25 persen massa tulang 10 tahun setelah menopause.
Hormon estrogen tidak hanya berfungsi mengontrol suasana hati dan pertumbuhan organ seksual perempuan, Moms, tapi juga melindungi kerusakan sel-sel tulang. Risiko osteoporosis juga akan semakin meningkat bila perempuan mengalami menopause dini atau pernah menjalani prosedur histerektomi (pengangkatan rahim).
Bukan hanya itu, ukuran dan massa tulang perempuan pun lebih kecil dibandingkan laki-laki. Apalagi saat memasuki masa kehamilan dan menyusui, kebutuhan vitamin serta kalsium yang dapat membantu menjaga keseimbangan kepadatan tulang bisa terkuras dan menyebabkan ibu kekurangan asupan tersebut.

Cegah osteoporosis pada perempuan sejak dini

Cegah osteoporosis sejak dini dengan bergerak aktif dan penuhi asupan nutrisi seperti kalsium, vitamin C dan vitamin D3. Foto: Shutterstock
Tenang Moms, sebenarnya risiko osteoporosis bisa diminimalisasi dengan cara-cara yang mudah. Salah satunya rutin berolahraga. Tidak perlu olahraga berat, jogging atau jalan santai berkeliling kompleks rumah bisa menjadi solusi agar tetap aman dan nyaman mencegah osteoporosis sejak dini.
Menurut laman layanan kesehatan Inggris, NHS, seseorang berusia 19-64 tahun setidaknya harus melakukan olahraga ringan seperti jalan cepat atau bersepeda selama 2,5 jam setiap minggunya. Meski terbilang olahraga ringan, bila dilakukan secara teratur, jalan kaki dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang.
Meningkatkan kesadaran untuk melakukan kebiasaan baik seperti aktif berjalan kaki ini juga yang menjadi latar belakang peringatan Hari Osteoporosis Sedunia setiap 20 Oktober. Lewat peringatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya mengetahui apa itu osteoporosis, tapi juga tahu dampak dan penanggulangannya sejak dini.
Selain olahraga, yang tidak kalah penting harus dilakukan untuk mencegah osteoporosis adalah mengatur pola makan dengan asupan bergizi seimbang. Termasuk memenuhi kalsium serta vitamin D, Moms.
Sudah jadi rahasia umum bila dua jenis nutrisi tersebut bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan kepadatan tulang. Kalsium bisa didapatkan dari beberapa jenis makanan seperti susu dan produk turunannya, kacang-kacangan, hingga sayuran hijau. Sedangkan vitamin D, selain dari makanan, kita juga bisa mendapatkannya dari matahari pagi.
Namun, meski setiap hari sudah mengonsumsi makanan bergizi dan berjemur, bukan berarti kebutuhan kalsium dan vitamin D akan selalu terpenuhi. Jadi bila perlu, tak ada salahnya konsumsi suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D, Moms.
Di sisi lain, sistem pencernaan manusia juga semakin sensitif semakin bertambahnya usia, sehingga memilih suplemen pun harus selektif. Nah, Biocalci bisa menjadi pilihan tepat untuk perempuan yang ingin tetap aktif beraktivitas tanpa khawatir risiko osteoporosis.
Biocalci merupakan suplemen dengan kandungan kalsium dari sumber organik yang dikombinasikan dengan Ester C dan dilengkapi Vitamin D3 serta 72 mineral. Berbeda dari vitamin C yang terbuat dari asam askorbat, Ester C memiliki komposisi dari kalsium askorbat yang tidak bersifat asam (non acidic). Biocalci juga tidak mengandung soda sehingga lebih aman dan nyaman di perut.
Vitamin D3 di dalam Biocalci juga akan membantu memaksimalkan penyerapan kalsium yang baik untuk tulang dan gigi. Tidak kalah pentingnya, kombinasi vitamin C dan vitamin D3 di dalam suplemen ini akan membantu menjaga imun tubuh, terlebih di masa pandemi dan saat cuaca tidak menentu seperti saat ini.
Yuk Moms, jaga kesehatan tulang kita dan ikut rayakan Hari Osteoporosis Sedunia dengan aktif berjalan kaki dan memenuhi asupan Kalsium, Vitamin D3, dan Ester C sejak dini dengan Biocalci.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Biocalci