Kenapa Ibu Perlu Induksi Sebelum Melahirkan Seperti Sheza Idris?

17 Januari 2023 15:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Sheza Idris Saat Konferensi Pers Kelahiran Anak Keduanya di RS Brawijaya Antasari. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Artis Sheza Idris Saat Konferensi Pers Kelahiran Anak Keduanya di RS Brawijaya Antasari. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarga dari aktris Sheza Idris sedang diliputi kebahagiaan. Pasalnya, Sheza baru dikaruniai anak kedua pada Kamis (5/1). Ya Moms, Sheza melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Maliki Zahir Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Namun, kelahiran anak keduanya terasa berbeda bagi wanita berusia 34 tahun itu. Sheza melahirkan putranya saat usia kehamilannya sudah mencapai 40 minggu. Bahkan, ia juga mengaku harus mendapatkan 3 kali suntikan induksi sebelum melahirkan.
"Pas tanggal 5 aku ingat banget jam setengah dua itu sudah mulai berada agak cekat-cekut perut aku. Terus jam 5 suster cek lagi kasih induksi yang ketiga, akhirnya jam 7 mulai start pembukaan yang lebih berasa, sih," ungkap Sheza dalam konferensi pers di RS Brawijaya Antasari, Jakarta Selatan, Minggu (8/1).
Lantas, apa penyebab ibu perlu mendapatkan induksi sebelum melahirkan ya, Moms?

Penyebab Ibu Perlu Mendapatkan Induksi Sebelum Melahirkan

Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutterstock
Menurut data American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), sebanyak 20-40 persen persalinan perlu mendapatkan induksi. Apa Anda salah satunya, Moms?
ADVERTISEMENT
Ya, induksi merupakan prosedur medis yang digunakan dokter untuk merangsang kontraksi rahim sebelum kontraksi alami terjadi. Induksi biasanya bertujuan untuk mempercepat proses persalinan. Namun, proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan, hanya jika ibu dan bayi benar-benar membutuhkan tindakan tersebut.
Mengutip Parents, induksi biasanya dilakukan jika bayi di dalam kandungan menunjukkan tanda-tanda kesulitan untuk lahir dan mengalami keterlambatan hingga lebih dari 1-2 minggu. Pada kondisi ini, bayi mungkin akan lebih baik jika dilahirkan lebih cepat.
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutterstock
Bidan di Silver Springs, Maryland, Leslie Ludka, menyebut induksi merupakan pilihan yang tepat jika ibu berada di usia kehamilan 41 minggu. Sebab, jika melewati 42 minggu, kemungkinan besar bayi akan berukuran lebih besar dan akan menyulitkan proses persalinan dan meningkatkan risiko komplikasi pada bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, preeklampsia, diabetes yang tidak terkontrol, atau masalah kesehatan lainnya, induksi mungkin dapat membuat persalinan terjadi secara lebih aman dan menurunkan risiko lain pada ibu dan bayi.
"Induksi sering mendapatkan kesan yang buruk karena kita dianggap melakukan banyak prosedur tanpa alasan, tetapi sering kali induksi menjadi prosedur medis yang tepat untuk diambil," ungkap Kim Gregory, MD, wakil ketua Departemen Kualitas Perawatan Kesehatan Wanita Ob-Gyn di Cedars Sinai Medical Center Los Angeles, seperti dikutip dari Parents.
Jadi, keputusan ibu perlu mendapatkan induksi atau tidak hanya bisa dilakukan oleh dokter setelah mengamati kondisi ibu dan bayi, serta mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin terjadi. Oleh karenanya, tidak semua ibu hamil perlu mendapatkan induksi, terutama jika mereka tidak memiliki riwayat masalah kesehatan dan bayi berada pada posisi yang baik di dalam rahim, ya, Moms.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan konten game changer kumparan mulai 18 Januari - 22 Maret 2023 di berbagai platform kumparan.