Kata Ahli: 1 dari 4 Anak Indonesia Stunting, Harus Dicegah dari Akarnya

14 November 2022 19:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stunting masih menjadi masalah kesehatan utama banyak anak di dunia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), angka stunting di Indonesia tahun 2021 mencapai 24,4 persen. Angka ini masih terbilang tinggi daripada imbauan WHO yang mengatakan, stunting pada anak sebaiknya kurang dari 20 persen.
ADVERTISEMENT
Stunting merupakan kondisi perawakan pendek pada anak yang mengalami malnutrisi kronis. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan anak, tetapi juga berdampak buruk pada tumbuh kembangnya yang bisa menjadi hambatan untuk masa depan si kecil, Moms.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyampaikan, satu dari empat anak di Indonesia mengalami stunting. Oleh karenanya, kondisi ini penting dicegah dari akarnya sejak dini, sebelum gejala penyimpangan muncul pada anak.

Cara Cegah Stunting pada Anak dari Penyebab Utamanya

Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
“Sebagai langkah preventif, pertama-tama harus dilakukan pemantauan sebelum terjadi penyimpangan. Kemudian, penuhi asupan protein hewani sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak, karena pertumbuhan otak berjalan pesat saat itu,” ungkap dr. Piprim saat hadir dalam acara peluncuran program Parenthood Institute by PrimaKu secara virtual (10/11).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pertumbuhan otak yang terganggu pada fase itu dapat menyebabkan masalah lain pada kesehatan anak hingga kemudian memicu stunting. Tinggi badan anak yang kurang mungkin bisa dikejar dengan penambahan nutrisi seiring pertumbuhannya, namun, tingkat kecerdasan dan aspek lainnya bisa jadi tidak bisa diatasi karena anak sudah terlanjur stunting.
“Di tubuh anak itu ada saklar pertumbuhan, kalau dia aktif, maka pertumbuhan tulang, otot, saraf, usus, penambahan darah, juga pembesaran organ itu akan switch on atau menyala. Sehingga, tubuh anak-anak itu jadi tinggi, otaknya jadi cerdas dan organ-organnya juga jadi optimal fungsinya,” lanjut dr. Piprim.
Oleh karena itu, dr. Piprim mengimbau agar orang tua tidak memberikan asupan makanan yang ‘asal kenyang’ untuk anak-anaknya. Misalnya, makanan yang komposisinya tidak seimbang seperti nasi dan perkedel kentang, mie instan, serta minuman manis tanpa adanya asupan protein yang didapatkan si kecil.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, (K), FAAP, FRCPI (Hon.) yang turut hadir dalam acara tersebut. Ia menyebut, penting bagi orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak salah satunya dengan rutin imunisasi.
“Imunisasi terekam, dia diukur tinggi dan berat badan juga perkembangan KPSP-nya terlihat. Jadi, stunting itu kan nggak tiba-tiba, jika saklar pertumbuhan tadi tidak aktif itu karena ada penyebabnya, misalnya infeksi kronik yang membuat berat badannya turun dulu tapi tidak langsung stunting,” jelas Aman.
Anak pendek belum tentu stunting Foto: Shutterstock
Nah Moms, PrimaKu sebagai pelopor digital ekosistem di bidang tumbuh kembang anak juga ingin terlibat dalam penurunan angka stunting di Indonesia dengan memberikan pelayanan terbaiknya bagi orang tua melalui Parenthood Institute. Ini merupakan program kelas parenting yang bisa diikuti orang tua berdasarkan usia buah hatinya sejak 0 bulan hingga 5 tahun.
ADVERTISEMENT
“Parenthood Institute dari PrimaKu ini kami luncurkan sebagai cara untuk membantu para orang tua agar lebih kid able dan lebih aktif dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui rangkaian kelas parenting yang dipermudah melalui aplikasi PrimaKu,” ujar CEO PrimaKu, Muhammad Indraputra, CFA.
Melalui kelas tersebut, orang tua akan mendapatkan materi dalam tiga format, yaitu artikel, KULTUM (video pendek), dan webinar. Program ini mengangkat tiga pilar yang penting dalam kehidupan keluarga seperti kesehatan, wellness, dan ekonomi. Parenthood Institute sudah dimulai sejak 11 November 2022 melalui aplikasi PrimaKu.