Kapan Waktu yang Tepat untuk Ibu Belajar Menyusui?
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Menyusui juga merupakan hal yang alami yang telah dilakukan manusia selama hampir setengah juta tahun. Hanya 60 tahun terakhir ini, manusia mulai memberikan makanan cepat saji yang diproses oleh pabrik, yang dikenal dengan 'susu formula' kepada bayi.
Namun meski merupakan proses biologis yang alami, faktanya proses menyusui bagi sebagian ibu baru tidak selalu mudah. Ada ibu yang setelah melahirkan bisa langsung memberikan ASI pada bayinya, ada juga ibu yang menunggu sehari, dua hari, bahkan lebih dan terus mengalami berbagai kesulitan untuk menyusui.
Itulah kenapa, agar dapat menyusui dengan lancar ibu perlu belajar menyusui sejak dini! Ibu perlu mengetahui dengan baik tentang cara kerja kelenjar ASI, posisi menyusui dan pelekatan yang benar hingga faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi keberhasilan menyusui.
Ibu juga perlu tahu dan belajar bagaimana cara menghadapi beberapa masalah yang mungkin dihadapinya di kemudian hari. Misalnya mulai dari puting lecet, produksi ASI sedikit, payudara bengkak, hingga mastitis (infeksi kelenjar susu). Semua ini dapat dipelajari dengan mengikuti kelas-kelas edukasi, membaca buku dari sumber yang terpercaya maupun menemui konselor laktasi.
ADVERTISEMENT
Lantas, kapan waktu yang tepat untuk belajar menyusui ?
Menurut Farahdibha Tenrilemba -- Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) belajar tentang menyusui perlu dan lebih baik dilakukan sebelum anak dilahirkan bahkan bila memungkinkan sejak pasangan belum menikah atau setidaknya sejak ibu hamil.
"Dengan belajar duluan sebelum anak lahir, ibu maupun ayah akan lebih siap dan tahu betul apa saja yang perlu dilakukan maupun apa yang akan dihadapi sejak detik-detik kelahiran bayi," kata Dibha.
Ini akan memberi banyak manfaat untuk kesuksesan menyusui maupun bekal dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mungkin muncul nanti. Karena biasanya, ibu salah bertindak atau mengambil keputusan akibat minim atau salah informasi seputar menyusui.
Dibha yang juga merupakan salah satu pendiri AIMI menambahkan, menyusui itu bukan pornografi, bukan pula pornoaksi. Menyusui itu adalah hak ibu dan anak. Karenanya, ibu menyusui membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya termasuk pasangan, keluarga, tempat kerja, tenaga medis, sesama ibu bahkan media.
ADVERTISEMENT
"Jika seorang ibu tidak bisa menyusui bayinya, jangan bilang ia gagal atau menumpahkan kesalahan padanya. Namun, pada lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung," tutup Dhiba.
Selain itu yang juga perlu diingat, tidak ada kata terlambat! Anda bisa belajar menyusui meski kini sudah memiliki bayi. "Bahkan untuk ibu yang sudah tidak menyusui, tapi ingin bisa menyusui bayinya lagi, bisa, kok!" kata Dhiba, "Ada yang disebut relaktasi atau usaha untuk menyusui kembali. Yang penting mau belajar dan berusaha."
Jadi, jangan tunda lagi ya, Moms. Belajar menyusui sekarang juga demi kebaikan bayi Anda maupun diri sendiri.