Ingin Makan Plasenta Sendiri Usai Melahirkan? Pahami Hal-hal Ini Dulu, Moms!

26 September 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pil Plasenta. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pil Plasenta. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mengonsumsi plasenta atau ari-ari setelah melahirkan menjadi tren dalam beberapa tahun ke belakang. Apalagi, banyak selebriti Hollywood yang juga melakukannya dengan alasan kesehatan, seperti Kim Kardashian, Kourtney Kardashian, hingga Hilary Duff. Tren memakan plasenta dikenal juga dengan istilah "plasentofagi".
ADVERTISEMENT
Ya Moms, plasenta selama ini dikenal sebagai lapisan yang menempel pada rahim selama bayi di dalam kandungan, yang berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin melalui tali pusarnya. Plasenta juga merupakan satu-satunya organ yang dibentuk lalu kemudian dibuang oleh tubuh setelah melahirkan. Jika bayi lahir melalui persalinan pervaginam, Anda akan mendorong plasenta keluar melalui vagina. Namun, bila menjalani operasi caesar, dokter akan mengeluarkan plasenta dari rahim. Beratnya sendiri sekitar 1 pon atau 450 gram.
Anda mungkin jadi bertanya-tanya, apa benar plasenta bisa dimakan? Ini masih menjadi pro dan kontra, Moms. Beberapa kalangan menyebut bisa dikonsumsi, namun sebagian ahli tidak merekomendasikannya.
Ilustrasi plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
Dilansir FirstCry Parenting, ari-ari sama seperti jenis jeroan hewan lainnya yang bisa dikonsumsi. Ada beberapa cara mengonsumsi plasenta, mulai dari dimakan mentah-mentah setelah persalinan, dimasak matang, dikeringkan lalu dijadikan pil (enkapsulasi), atau dicampur ke minuman smoothie.
ADVERTISEMENT

Makan Plasenta Sendiri, Adakah Manfaatnya?

Lantas, apa sih manfaatnya mengonsumsi plasentanya sendiri? Nah, plasenta banyak diyakini mengandung zat besi, vitamin B6 dan B12, estrogen dan progesteron, keduanya merupakan hormon penting pascapersalinan. Berbagai sumber menyatakan bahwa makan plasenta dapat melindungi dari depresi pascapersalinan dan mengurangi pendarahan postpartum.
Inilah yang membuat beberapa orang menjalani plasentofagi. Mereka percaya, memakan plasenta setelah melahirkan bisa memberi ibu dorongan energi, mendukung laktasi (proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI), dan menekan risiko depresi. Tak hanya itu, makan plasenta juga dipercaya dapat meningkatkan kedekatan atau bonding antara ibu dengan bayinya.
Ilustrasi Pil Plasenta. Foto: Shutterstock
Meski begitu, ternyata mengonsumsi plasenta kurang dianjurkan oleh ahli medis, Moms. Dikutip dari laman Mayo Clinic, tidak ada bukti bahwa makan plasenta bisa memberikan manfaat kesehatan. Metode memasak apa pun ternyata tidak akan menghancurkan bakteri dan virus yang dikandung dalam plasenta.
ADVERTISEMENT
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat juga telah mengeluarkan peringatan agar tidak memakan plasenta, termasuk mempertimbangkan beberapa risiko kesehatan seperti adanya potensi racun berbahaya.
Misalnya, bayi baru lahir mengembangkan streptokokus grup B, lalu ibunya mengonsumsi pil plasenta yang mengandung streptokokus tersebut dan menyusui si kecil. Alhasil, ASI ibu pun diduga bisa terinfeksi bakteri strep grup B yang didapat setelah memakan plasenta, dan bisa menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir. Anda pun bisa berisiko mengalami infeksi karena plasenta memiliki berbagai bakteri, termasuk bakteri feses, yang bisa menyebabkan sakit.
Beberapa wanita mengalami mual-mual setelah memakannya. Saat wanita berharap mengonsumsi plasenta bisa membawa tubuhnya lebih sehat, namun anggapan tersebut disinyalir hanya efek plasebo saja, Moms.
ADVERTISEMENT
Selain itu, risiko lain yang mungkin terjadi bila memakan plasenta adalah:
Sampai saat ini, mengonsumsi plasenta sendiri setelah melahirkan masih menjadi pro dan kontra. Meski begitu, bila ingin mencobanya, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya dalam bentuk apa pun, Moms.