Drama ART Enggak Balik Usai Lebaran, Ini Penyebabnya

18 April 2024 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ART. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ART. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjelang Hari Raya Idul Fitri tidak sedikit para Asisten Rumah Tangga (ART) kerap meminta izin pulang ke kampung halaman. Meski usai Lebaran ada yang kembali bekerja lagi, namun tak jarang pula yang memutuskan untuk berhenti bekerja. Hal itu membuat ibu kewalahan. Lantas, apa faktor yang mempengaruhi komitmen seorang ART dalam bekerja?
ADVERTISEMENT

Faktor yang Mempengaruhi ART dalam Bekerja

Nannycheck.id -- pemberi jasa konselor dan asesor babysitter dan ART, membagikan faktor yang bisa mempengaruhi komitmen para ART dalam bekerja. Sebagai seorang konselor, Romi Calmaria Datubara, menyebut selain dari faktor ART itu sendiri, Anda bisa melihat juga dari faktor eksternalnya. Baik itu dari keluarganya, teman, maupun pasangannya.
Sebab, hal -hal itulah yang bisa mempengaruhi komitmen pekerja. Apakah akan langgeng atau menghilang begitu saja tanpa kabar. Apa saja faktornya?

1. Faktor Internal

Ilustrasi Pengasuh Anak. Foto: ucchie79/Shutterstock
-Usia dan Mimpinya
Faktor internal dari diri sendiri yang pertama yaitu usianya. Usia-usia di bawah 25 tahun merupakan masa-masa idealis yang punya banyak keinginan atau mimpi. Di usia itulah cenderung ART akan lebih tidak betah atau hilang tanpa kabar. Sebab, mereka sedang mencari tempat yang bisa memenuhi segala mimpi-mimpinya.
ADVERTISEMENT
Sementara usia 30-40 tahun cenderung lebih bertahan dalam bekerja. Hal itu karena mereka bertahan untuk memenuhi mimpi orang lain.
‘’Misalnya untuk memenuhi biaya anak sekolah, masuk pesantren, renovasi rumah, hingga sedang mencicil bank. Hal itu yang membuat dia lebih mikir kalau mau keluar,’’ ujar Romi kepada kumparanMOM.
-Karakter
Setiap orang memiliki karakter sendiri-sendiri, termasuk ada yang memang spontan dan impulsif pada mimpi-mimpinya. Ada keinginan yang harus ia capai. Salah satunya ketika ada tawaran menggiurkan, ia akan rela meninggalkan pekerjaan lama. Karakter ini bisa dilihat saat melakukan assessment.
Ilustrasi Ibu dan Anak Foto: Manop Boonpeng/Shutterstock
-Track Record
Selain itu, penting juga untuk melihat track recordnya. Tanyakan pada yayasan yang bisa dipercaya. Cari tahu lokasi bekerja ART sebelumnya, serta berapa lama durasi bekerjanya.
ADVERTISEMENT
-Hanya Mengincar THR
Meski majikan sudah berbaik hati, mulai dari memberi gaji, THR, hingga ongkos pulang kampung, namun ada saja ART yang memanfaatkan kesempatan itu. Mereka memilih untuk tak kembali bahkan sulit dihubungi. Umumnya mereka sudah menyusun rencana yang jahat sejak lama.

2. Faktor Eksternal

-Pengaruh Teman
Faktor eksternal pertama yang bisa mempengaruhi komitmen ART bekerja adalah teman. Apalagi mereka yang masih berusia di bawah 25 tahun cenderung mudah tergiur.
Ilustrasi Asisten Rumah Tangga Foto: Dragon Images/Shutterstock
‘’Misalnya ada temannya sesama ART, ya mereka kan kadang ada komunitas gitu ya. Wah gajinya lebih tinggi, saat curhat bilang majikanku kurang enak di sini. Temannya bilang kerjaannya ringan. Nah itu kadang pengaruh teman ya,’’ kata Romi.
-Pengaruh Pasangan
Banyak ART yang memutuskan tidak kembali bekerja karena akan menikah. Biasanya mereka tidak diizinkan merantau oleh pasangan.
ADVERTISEMENT
"Nanti kalau jauh gimana dong, kan lagi bucin ya? Pasanganku bisa enggak, aku kerja cari di kampung aja ya," ujar Romi.
-Pengaruh Keluarga
Terkadang orang tua memberikan berbagai saran pada ART terkait pekerjaannya. Mulai dari pilih pekerjaan lain, hingga kerja di sekitar kampung dan tidak lagi merantau.
-Faktor Eksternal Majikan
Karakter setiap majikan berbeda-beda. Ada yang tipenya selalu mengkritik atau memberi saran. Jika ART mudah tersinggung dan baper, meski gajinya tinggi, ia akan lebih memilih berhenti bekerja.
Ilustrasi Ibu dan Anak Foto: polkadot_photo/Shutterstock
‘’Tetapi memang dia orang yang baper, ya susah dikritik atau argumen gitu ya, nggak mau konflik. Ya Sudah jadinya walaupun gaji tinggi dia akan pergi nggak balik lagi,’’ ujar Romi.
Oleh karena itu, nannycheck.id mengimbau para majikan untuk lebih mengenali ART nya saat proses asesment. Kenali potensinya, kondisi dirinya, hingga tekanannya.
ADVERTISEMENT
‘’Sehingga saat diskusi nanti tahu kita lihat apa risiko-risiko yang mungkin muncul. Apakah dia akan hilang, apakah dia nanti akan nggak cocok. Sehingga bisa menekan risiko-risiko yang mungkin muncul atau antisipasi dengan mengelola pekerja dengan efektif,’’ pungkasnya.