Dongeng Anak Islami: Kisah Nasruddin dan Keledainya

30 Oktober 2020 15:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu membacakan dongeng untuk anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu membacakan dongeng untuk anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membacakan dongeng untuk anak sebelum tidur merupakan salah satu kegiatan baik yang dapat Anda lakukan, Moms. Sebab, selain dapat menjadi hiburan si kecil, ada banyak manfaat besar bagi perkembangan anak bila kita sebagai orang tua sering melakukan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, dalam dongeng anak biasanya tersirat pesan moral yang bisa jadi bahan pembelajaran si kecil. Selain itu, membacakan dongeng secara tak langsung dapat menumbuhkan minat baca pada anak.
Nah, dongeng anak Islami bisa menjadi pilihan untuk Anda bacakan pada si kecil. Sama dengan dongeng anak pada umumnya, di dongeng anak Islami juga terkandung nilai-nilai moral kehidupan, Moms. Salah satunya dongeng berjudul 'Kisah Nasruddin dan Keledainya' berikut yang sudah kumparanMOM siapkan. Yuk, simak kisah lengkapnya di sini.
Ilustrasi kisah Nasruddin dan keledainya. Foto: Shutterstock

Kisah Nasruddin dan Keledainya

Pada suatu hari, hiduplah seorang sufi bernama Nasruddin Hoja. Ia tinggal di Turki di abad kekhalifahan Islam hingga penaklukkan bangsa Mongol. Suatu ketika, Nasruddin pergi bersama anak lelakinya yang berusia 12 tahun ke pasar untuk mejual hewan peliharaannya, keledai.
ADVERTISEMENT
Di perjalanan, mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berkata, "Hai, kawan-kawan, lihatlah bapak dan anak yang menuntun keledainya itu. Betapa meruginya mereka. Masa keledai dituntun begitu saja, sementara mereka berjalan. Padahal mereka bisa saja menaiki keledainya agar tak lelah." Mendengar ucapan tersebut, Nasruddin dan anak lelakinya pun menaiki keledainya itu.
Namun tak lama kemudian, ada beberapa orang lagi yang berkumpul dan berbincang, "Masyaallah, sangat keterlaluan ya mereka. Masa keledai yang badannya kecil dari kuda ditumpangi dua orang yang badannya kuat dan sehat. Kasihan keledai tersebut. Kalau mau naik, harusnya cukup satu orang saja." Kemudian, Nasruddin pun turun dari keledainya itu dan hanya sang anaklah yang menaiki keledainya.
Beberapa saat kemudian, mereka kembali berjalan dan bertemu sekumpulan orang lagi. Orang-orang tersebut juga tampak membicarakan Nasruddin dan anaknya. "Benar-bear anak kurang ajar, bisa-bisanya enak naik keledai sendiri. Sedangkan bapaknya berjalan dan menuntun keledai itu." Akhirnya, Nasruddin dan anaknya pun bergantian. Kini, Nasruddin yang menaiki keledainya itu dan sang anak berjalan sambil menuntunnya.
ADVERTISEMENT
Di tengah jalan, mereka bertemu beberapa orang lagi dan berkata, "Hai, kawan-kawan. Lihatlah bapak yang menaiki keledai itu tidak tahu malu. Masa anaknya disuruh menuntun keledai dan ia enak-enaknya duduk di atas keledainya itu." Hal ini membuat Nasruddin turun dari keledainya dan anaknya bertanya, "Bapak, apa yang harus kita lakukan?"
Dari pertanyaan anaknya itu, akhirnya membuat Nasruddin memutuskan untuk menggendong keledainya bersama sang anak. Lalu, apa yang terjadi ketika mereka sampai di pasar? Mereka rupanya malah ditertawakan banyak orang. Mereka pun disebut bodoh karena telah menggendong keledainya yang harusnya bisa ditunggangi atau dituntun.
Ilustrasi kisah Nasruddin dan keledainya. Foto: Shutterstock

Pesan Moral dari Kisah Nasruddin dan Keledainya

Dari dongeng anak Islami di atas, salah satu pesan moral yang bisa kita petik ialah sebagai manusia kita tidak boleh terlalu mendengarkan omongan atau bahkan percaya dengan ucapan orang lain. Karena belum tentu, semua yang diucapkan orang lain itu benar adanya. Jadi, tanamkan rasa percaya diri pada anak agar ia mampu mengambil keputusan dengan tepat.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, selamat membacakan dongeng anak Islami ini untuk si kecil, ya! Semoga ia menyukainya.