Cerita Ibu: Aku Selalu Berdoa Punya Sekolah di Umur 40 Tahun dan Terwujud!

6 Januari 2024 16:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita Ibu: Julia, founder sekolah Skole Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cerita Ibu: Julia, founder sekolah Skole Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak pertama kali terjun di dunia pendidikan anak usia dini atau preschool, Julia seperti menemukan cinta pada pandangan pertama. Ibu dua anak ini merasa, ini adalah dunia yang ia ingin mengabdi sepanjang hidupnya.
ADVERTISEMENT
Padahal awalnya yakni sekitar 20 tahun yang lalu, ia hanya menemani temannya yang interview untuk jadi guru preschool. Saat itu Julia masih kuliah di jurusan manajemen. Karena pendaftarnya kurang, ia kemudian ditawari untuk ikut interview dan ternyata diterima.

Sempat Resign Jadi Guru Preschool

Julia dan keluarga. Foto: pribadi/Julia
Belasan tahun bekerja di dunia yang sangat ia sukai, tiba-tiba Julia dibenturkan pada kondisi harus memilih antara pekerjaan dan suami. Ya, saat Pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu, ibu 2 anak ini akhirnya memutuskan resign karena mempertimbangkan kesehatan suami.
It was very tough, tapi family comes first. Yang akhirnya aku memutuskan untuk bersama keluarga aku, membayar penalti, as you know,” kata Julia dalam program Cerita Ibu kumparanMOM.
Tapi ternyata, Tuhan justru sedang mengabulkan doanya. Melalui jalan yang tak disangka-sangka, Julia justru sedang dipersiapkan untuk membuka sekolahnya sendiri!
ADVERTISEMENT
Julia bercerita, awalnya tetangganya yakni selebriti Tya Ariestya, memintanya untuk mengajari anak Tya yang kesulitan sekolah online. Ketimbang ia pergi ke rumah Tya, Julia memilih menyulap ruang tamu di rumahnya jadi area belajar yang menyenangkan bagi anak. Saat itu, muridnya baru 3 anak, yakni anak Tya dan Julia.
Itulah awal mulanya akhirnya ia mendirikan Skole, sekolah pendidikan anak usia dini atau preschool berbasis bermain alias play based learning.

Inspirasi Mendirikan Skole

Halaman depan Skole. Foto: pribadi/Julia
Bagi Julia, Skole adalah mimpi seumur hidupnya. Julia mengaku sudah 20 tahun lebih selalu berdoa hal yang sama setiap selesai salat, dengan doa yang sangat spesifik.
“Ya Allah, kalau nanti aku dikasih kesempatan ulang tahun, aku dikasih umur 40 tahun, boleh ya aku dikasih kesempatan punya sekolah. Ya, di pandemi itu umur aku 40. Tiba-tiba Allah memberikan itu,” kata Julia dengan mata terisak.
ADVERTISEMENT
“Jadi aku tuh percaya banget doa itu diulang-ulang setiap hari dan spesifik mintanya hanya itu insyaAllah akan diberikan. Wish do come true if you wish it long enough,” imbuhnya.
Julia mengatakan, ia bahkan sudah membayangkan seperti apa sekolah yang ia inginkan sejak dulu dengan sangat spesifik. Gambaran itulah yang ia wujudkan di Skole.
If I close my eyes, aku tahu sekolahnya akan seperti apa. Warnanya apa, bahkan wanginya itu kayak apa, pohonnya seperti apa, rumputnya seperti apa. Kalau kita buka pintu itu rasanya hangat. Dan semua orang diterima di sini,” urainya.
Julia dan guru-guru di Skole. Foto: pribadi/Julia
Julia menjelaskan, ia memilih metode play based di Skole karena baginya dunia anak-anak adalah bermain. Sehingga saat mendidik anak, sebisa mungkin orang dewasa yang masuk ke dunia anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Belajar itu ya bermain. Bermain itu ya belajar. Dan di dunia pendidikan terutama early childhood itu menurut aku yang paling adil untuk mereka dan paling pas,” tuturnya.
Selama ini banyak orang tua yang menjadikan bermain sebagai kompensasi anak setelah ia melakukan sesuatu. Padahal bermain adalah hak dan pekerjaan anak.
Saking cintanya pada anak-anak, Julia mengaku tak pernah kewalahan menghadapi murid-muridnya di sekolah, maupun anaknya di rumah. Bahkan menurutnya kasih sayangnya pada murid dan pada anak kandungnya sama besarnya. Ia memperlakukan mereka dengan sama. Meski di sisi lain, hal itu jadi membuat anaknya cemburu.
“Ada (momen anak cemburu dengan murid). Aku selalu jelasin, mama itu guru, guru itu kerjanya bersama anak-anak. Dulu waktu ngajar di sekolah sebelumnya, kadang aku curi-curi peluk, aku cium ‘Mama kerja dulu, ya’. Buat mereka itu cukup dan mereka tahu aku sayang sama mereka,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Julia mengatakan, apa yang diraihnya saat ini tak mungkin terwujud tanpa bantuan orang-orang terdekat, yakni suami dan anak. Sebab apa yang ia lakukan selama ini, termasuk mendirikan Skole, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk memberi manfaat bagi banyak orang.
“Karena if what you do business oriented, or money oriented, I'm pretty sure it's not going anywhere. But if you do it out of love, it's a service for those around you. I'm pretty sure they can feel it as well. Dan insya Allah akan jadi sesuatu sih,” tutupnya.